
Ilustrasi Vaksin. (Foto file: Reuters)
Jakarta, Jurnas.com - Vaksin Demam Berdarah Dengue (DBD) menjadi salah satu program pemerintah untuk menekan angka kematian akibat DBD di Indonesia. Olehnya, Kementerian Kesehatan menggandeng sejumlah pihaknya untuk penyediaan vaksin tersebut.
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu mengatakan bahwa saat ini angka kematian di DBD di 20-50/100.000. Padahal angka kematian ditargetkan bisa 10/100.000 dan bahkan bisa menembus zero death di 2030.
"Sampai September 2023 angka kematian karena DBD masih di 23/100.000. Walaupun masih banyak angka kematian, tetapi sudah dibawah 1% menjadi kebanggan buat kami," ujar Maxi dalam acara Penandatangan Perjanjian Kerjasama Pemerintah dan PT Takeda Innovative Medicines pada Rabu (27/9) di Raffles Hotel.
Menurutnya, DBD masih banyak menyerang anak dibawah 15 tahun yakni sekitar 50%. Sementara itu, untuk usia 15-44 tahun jumlahnya sekitar 30% dan sisanya dari usia di atas tersebut.
Di beberapa daerah tertentu, angka kematiannya pun masih menembus 200-300an. Hal ini pun semakin mendorong pemerintah, swasta dan bekerjasama dengan masyarakat tentunya untuk bisa menanggulangi DBD.
Apalagi, angka DBD semakin meningkat ketika terjadi perubahan musim yang ekstrim seperti sekarang ini. Perubahan musim akan berpengaruh terhadap lingkungan dan memicu DBD serta penyakit lain seperti Malaria yang memang banyak di negara tropis.
Pencegahan sederhana memang dengan melakukan 3M. Sekarang ini kampanye DBD lebih kepada penerapan 3M plus Vaksin DBD. "Target saya bisa dibawah 10/100.000 tidak tunggu waktu yang lama. Sekitar 5 tahun. Dan dengan begitu zero death dicapai di 2030. Maka, perlu kolaborasi dengan swasta dan pemerintah," kata Maxi.
Untuk Vaksin DBD ini, pemerintah bersama PT Takeda Innovative Medicines untuk menghadirkan vaksin DBD.
"Takeda mendukung penuh pencegahan DBD dan mewujudkan zero death di 2023 lewat vaksin. Akan tetapi, perlu juga berkonsultasi dengan dokter untuk pencegahan lainnya," kata Andreas Gutknecht, President DIrector PT Takeda Indonesia.
Sukamto Koesnoe, Ketua Satgas Imunisasi Dewasa, Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia mengatakan bahwa efektivitas dari vaksin DBD ini sekitar 85,9% baik untuk yang sudah ada antibodi maupun belum ada antibodi.
"Efikasi di atas 70% itu sudah baik ya. Untuk vaksin ini itu diamati 54 bulan efikasinya sekitar 85,9%," ujar Sukamto.
KEYWORD :Vaksin DBD Kemenkes Takeda