Sabtu, 27/04/2024 05:01 WIB

Waspada, Pelajar Miliki Risiko Terdampak Paling Tinggi di Dunia Digital

Waspada, Pelajar Miliki Risiko Terdampak Paling Tinggi di Dunia Digital

Ilustrasi menggunakan media sosial (Foto: Muti/Jurnas)

Jurnas.com – Sebagai pengguna internet dengan tingkat penetrasi tertinggi (99,16 persen), remaja (13-18 tahun) memiliki risiko terdampak paling tinggi di dunia digital. Untuk mengeliminasi dampak buruk dunia digital, remaja – atau usia pelajar – butuh etika dan literasi digital.

”Etika pelajar di dunia digital berarti selalu berinteraksi, berkomunikasi, dan berkolaborasi melalui media digital,” tutur Kepala Kantor Cabang Dinas Dikbud Lombok Timur Martua Hamonangan Nasution saat menjadi narasumber dalam webinar literasi digital yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) untuk komunitas pendidikan di Lombok Timur, NTB, Sabtu (8/4).

Dalam diskusi virtual bertajuk ”Etika Pelajar di Dunia Digital” itu, laki-laki yang akrab disapa Monang itu mengatakan, latar belakang kenapa harus etis di dunia digital, salah satunya karena dalam ruang digital pengguna akan berinteraksi dan berkomunikasi dengan berbagai perbedaan kultural.

”Interaksi antar-budaya dapat menciptakan standar baru tentang etika. Media digital membuat setiap warganet berpartisipasi, berkolaborasi dengan orang lain, lintas geografis dan budaya. Untuk itu diperlukan etika digital,” jelas Monang dalam webinar yang dipandu moderator Fitta Mamita itu.

Etika pelajar di dunia digital, menurut Monang, harus memiliki kompetensi literasi digital terkait etiket berinternet (netiket). Selanjutnya, kompetensi mengakses informasi, menyeleksi, dan menganalisis, upaya membentengi diri, produksi dan distribusi, memverifikasi pesan, dan membangun relasi sosial sesuai netiket di platform digital.

”Kompetensi lainnya, berpartisipasi membangun jejaring relasi sosial dengan menerapkan netiket, dan berkolaborasi data dan informasi dengan aman dan nyaman di platform digital,” tegas Monang di hadapan siswa sejumlah sekolah menengah atas di Lombok Timur, NTB itu.

Berikutnya, Kepala Balai Teknologi Informasi dan Data Pendidikan Dikbud NTB Agus Siswoaji Utomo menjelaskan, perkembangan teknologi digital telah mengubah tata cara dan perilaku manusia dalam menjalankan aktivitasnya.

”Gunakan internet untuk hal positif. Bukan yang negatif seperti: membahayakan informasi pribadi, menipu, menyebar hoaks, pelecehan atau cyber bullying, plagiasi, tindak kejahatan, pornografi, dan lainnya,” sebut Agus Siswoaji.

Key opinion leader Tenny Clemenstine menambahkan, generasi Z membutuhkan pendidikan karakter di era digital. Hal itu mengingat internet memiliki banyak manfaat. ”Di antaranya, sarana konektivitas dan komunikasi, sumber beragam wawasan ilmu dan pengetahuan, menghemat biaya dan waktu, memperluas ruang pertemanan, dan media hiburan semua kalangan,” urai Tenny.

Untuk diketahui, kegiatan #literasidigitalkominfo pada lingkup komunitas merupakan bagian dari program nasional Indonesia #MakinCakapDigital (IMCD). Program ini menargetkan 50 juta masyarakat Indonesia terliterasi hingga tahun 2024. Tahun 2023, program IMCD menargetkan 5,5 juta warga masyarakat sebagai peserta.

Program IMCD diselenggarakan dengan tujuan meningkatkan kemampuan masyarakat Indonesia dalam memanfaatkan teknologi digital secara positif, produktif, dan aman. Berdasarkan survei Indeks Literasi Digital Nasional yang dilakukan Kemenkominfo bersama Katadata Insight Center pada 2021, tingkat literasi digital masyarakat Indonesia skornya 3.49 dari 5.00. Dengan skor tersebut, tingkat literasi digital kita berada dalam kategori ”sedang”.

Program IMCD diperlukan, lantaran survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) dan We Are Social menemukan bahwa pengguna internet dan media sosial di Indonesia pada periode 2021-2022 sudah mencapai 220 juta orang. ”Padahal, pada 2019, jumlah itu tak lebih dari 175 juta orang,” jelasnya.

Informasi lebih lanjut mengenai literasi digital dan info kegiatan dapat diakses melalui Instagram @literasidigitalkominfo, Facebook Fan Page, Kanal YouTube Literasi Digital Kominfo serta website info.literasidigital.id.

KEYWORD :

Kemenkominfo IMCD Digital Pelajar Bahaya Risiko




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :