Jum'at, 17/05/2024 12:27 WIB

Dinginkan Konflik Selat, Eks Presiden Taiwan Bertolak China

Dinginkan Konflik Selat, Eks Presiden Taiwan Bertolak China

Mantan Pemimpin Taiwan, Ma Ying-jeou (Foto: AFP)

Beijing, Jurnas.com - Mantan Presiden Taiwan, Ma Ying-jeou bertolak ke China pada Senin (27/3). Ini merupakan pertama kalinya mantan pemimpin Taiwan mengunjungi Beijing dalam tujuh dekade terakhir.

Perjalanan Ma akan menghabiskan waktu selama 12 hari, dan agenda ini tidak melibatkan pertemuan resmi. Rencananya, Ma akan memberikan penghormatan kepada leluhur dan mempromosikan pertukaran pemuda.

"Saya berharap dapat meningkatkan suasana lintas selat melalui interaksi antusias anak muda, sehingga perdamaian dapat datang kepada kita lebih cepat dan lebih cepat lagi," kata pria 73 tahun itu dikutip dari AFP.

Kepergian Ma terjadi sehari setelah Honduras memutuskan hubungan diplomatik dengan Taiwan demi mendukung Beijing, yang mengklaim pulau itu bagian dari wilayah Satu China, dan berjanji untuk merebutnya kembali suatu hari nanti.

Sementara itu, dalam sebuah pernyataan, Partai Progresif Demokratik melalui Presiden Tsai Ing-wen menuduh Ma mendukung kebijakan Beijing, yang tampak dari kunjungannya kali ini.

"Kita harus lebih bersatu. Tetapi sangat disesalkan bahwa KMT mendukung komunis China dan mantan presiden Ma mengabaikan ketidaksetujuan publik untuk mengunjungi China saat ini," ujar Tsai.

Taiwan dan China berpisah pada 1949 silam setelah perang saudara yang dimenangkan oleh Partai Komunis. Partai Nasionalis Kuomintang (KMT) yang kalah melarikan diri ke pulau tersebut.

Ma adalah pemimpin senior KMT, yang saat ini duduk di oposisi di Taiwan dan mengadvokasi hubungan yang lebih hangat dengan China, tetapi menyangkal bahwa dirinya pro-Beijing.

KEYWORD :

Taiwan China Ma Ying-jeou Konflik Selat




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :