Sabtu, 20/04/2024 05:05 WIB

Raja Yordania Abdullah Bertemu Netanyahu di Tengah Ketegangan di Masjid Al-Aqsa

Ini adalah kunjungan pertama Netanyahu ke Yordania dan pertemuan pertama dengan raja sejak Juni 2018.

Bendera Israel berkibar di depan masjid Kubah Batu dekat kompleks masjid al-Aqsa di Kota Tua Yerusalem, pada 24 Agustus 2020 [AHMAD GHARABLI / AFP

JAKARTA, Jurnas.com  - Raja Yordania Abdullah pada Selasa mengadakan pertemuan dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di ibu kota Amman. Pertemuan itu berlangsung di tengah meningkatnya ketegangan di kompleks Masjid Al-Aqsa.

Pengadilan Kerajaan Hashemite Yordania mengatakan, pertemuan tersebut dihadiri oleh delegasi Israel serta beberapa pejabat Yordania, termasuk Wakil Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri Ayman Safadi.

Amman telah memanggil duta besar Israel setelah utusannya Ghassan Majali dilarang memasuki masjid pada 17 Januari.

Kunjungan duta besar Yordania ke masjid itu terjadi setelah Menteri Keamanan Nasional sayap kanan Israel Itamar Ben-Gvir menyerbu kompleks masjid – situs tersuci ketiga Islam – menuai kecaman dari dunia Muslim. Orang-orang Palestina menjulukinya sebagai "provokasi yang belum pernah terjadi sebelumnya".

Wakaf Yerusalem yang dikelola Yordania adalah otoritas eksklusif yang mengawasi tempat-tempat suci di Yerusalem, termasuk Masjid Al-Aqsa.

Menurut pernyataan tersebut, Raja Abdullah menekankan pentingnya menghormati status quo sejarah dan hukum di Masjid Al Aqsa/Al Haram Al Sharif.

Status quo di kompleks tersebut telah terancam dengan upaya berulang kali (banyak di antaranya berhasil) untuk memasuki lapangan terbuka oleh kelompok Yahudi sayap kanan.

Orang Yahudi dilarang berdoa di tempat itu; namun, beberapa sayap kanan Israel menuntut perubahan status quo agama dan ingin diizinkan untuk sholat di kompleks Al-Aqsa.

Situs ini juga merupakan rumah bagi Kubah Batu emas yang ikonik, yang dipuja oleh umat Islam sebagai Tempat Suci Mulia (al-Haram al-Sharif) dan oleh orang Yahudi sebagai Temple Mount.

Raja Abdullah “menekankan perlunya menjaga ketenangan dan menghentikan semua tindakan kekerasan, untuk membuka jalan bagi cakrawala politik bagi proses perdamaian, menyerukan diakhirinya segala tindakan yang dapat merusak prospek perdamaian”, lanjut pernyataan itu.

Raja menegaskan kembali dukungan Yordania terhadap solusi dua negara, yang menjamin pembentukan negara Palestina merdeka di sepanjang garis perbatasan 4 Juni 1967, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya, hidup berdampingan dengan Israel dalam damai dan aman.

Israel merebut Yerusalem Timur dalam Perang Enam Hari 1967 dan kemudian mencaploknya, sebuah langkah yang tidak diakui oleh sebagian besar masyarakat internasional.

“Diskusi juga membahas hubungan bilateral dan kebutuhan rakyat Palestina untuk mendapatkan keuntungan dari proyek ekonomi dan regional,” kata pernyataan itu.

Ini adalah kunjungan pertama Netanyahu ke Yordania dan pertemuan pertama dengan raja sejak Juni 2018.

Ini juga merupakan perjalanan luar negeri pertama Netanyahu sejak dia menjadi perdana menteri sekali lagi pada bulan Desember.

Menurut pernyataan kantor Netanyahu, "kedua pemimpin membahas isu-isu regional, terutama kerja sama strategis, keamanan dan ekonomi antara Israel dan Yordania, yang berkontribusi pada stabilitas regional."

"Hari ini saya bertemu dengan Raja Abdullah dari Yordania. Kami membahas isu-isu regional, menekankan kerja sama strategis, keamanan, dan ekonomi antara Israel dan Yordania, yang berkontribusi pada stabilitas kawasan," cuit Netanyahu.

“Mereka juga memuji persahabatan dan kemitraan jangka panjangantara Israel dan Kerajaan Hashemite,” tambah pernyataan itu.

Sumber:Al Jazeera

KEYWORD :

Raja Yordania Abdullah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu Palestina Masjid Al-Aqsa




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :