Sabtu, 21/09/2024 08:28 WIB

Keragu-raguan Barat Sediakan Tank Bunuh Lebih Banyak Rakyat Ukraina

Pada Jumat (20/1), sekitar 50 negara setuju untuk memberi Kyiv perangkat keras militer senilai miliaran dolar, termasuk kendaraan lapis baja dan amunisi yang diperlukan untuk memukul mundur pasukan Rusia.

Dalam foto selebaran yang diambil dari video yang dirilis oleh kementerian pertahanan Rusia pada 28 Desember, pasukan Rusia ikut serta dalam latihan di lokasi yang tidak ditentukan di Belarus (File: Layanan Pers Kementerian Pertahanan Rusia melalui AP)

JAKARTA, Jurnas.com - Ukraina mengecam "keragu-raguan global" sekutunya setelah Jerman berhenti memasok tank Leopard kebanggaannya untuk meningkatkan kapasitas tempur Kyiv dalam perang hampir setahun dengan Rusia.

Pada Jumat (20/1), sekitar 50 negara setuju untuk memberi Kyiv perangkat keras militer senilai miliaran dolar, termasuk kendaraan lapis baja dan amunisi yang diperlukan untuk memukul mundur pasukan Rusia.

"Keraguan hari ini membunuh lebih banyak rakyat kami," cuit Penasihat Presiden Ukraina Mykhailo Podolyak. "Setiap hari penundaan adalah kematian orang Ukraina. Berpikirlah lebih cepat."

Dalam pernyataan bersama pada Sabtu (21/1), para menteri luar negeri dari tiga negara Baltik mendesak Jerman untuk menyediakan tank Leopard ke Ukraina sekarang.

"Ini diperlukan untuk menghentikan agresi Rusia, membantu Ukraina dan memulihkan perdamaian di Eropa dengan cepat," kata sebuah pesan yang dicicitkan oleh Menteri Luar Negeri Latvia, Edgars Rinkevics dan mitranya dari Estonia dan Lituania.

"Jerman sebagai kekuatan Eropa terkemuka memiliki tanggung jawab khusus dalam hal ini," tambah mereka.

Berlin ragu-ragu untuk mengirim tank Leopard atau mengizinkan negara lain untuk mentransfernya ke Kyiv.

Laporan awal pekan ini mengindikasikan Jerman akan setuju untuk melakukannya hanya jika Amerika Serikat (AS ) menyediakan tanknya juga. Washington mengatakan pengiriman tank Abrams ke Ukraina tidak layak, dengan alasan kesulitan dalam pelatihan dan pemeliharaan.

Tetapi harapan telah tumbuh menjelang pertemuan Kelompok Kontak Ukraina hari Jumat dari sekitar 50 negara pimpinan AS bahwa Jerman setidaknya akan setuju untuk membiarkan negara lain yang mengoperasikan Macan Tutul mentransfernya ke tentara Kyiv.

Permohonan datang ketika tentara Rusia mengatakan pasukannya telah melancarkan serangan di wilayah Zaporizhzhia Ukraina, di mana pertempuran meningkat minggu ini setelah beberapa bulan front yang hampir membeku.

Dalam laporan hariannya Sabtu, pasukan Moskow mengatakan mereka telah melakukan "operasi ofensif" di wilayah tersebut dan mengklaim telah "mengambil garis dan posisi yang lebih menguntungkan".

Rusia juga mengatakan telah mengadakan latihan untuk menangkis serangan udara di wilayah Moskow, menggunakan sistem rudal anti-pesawat S-300.

Kementerian pertahanan Ukraina melaporkan 26 serangan udara dan 15 serangan dari sistem roket peluncuran ganda pada Sabtu.

"Musuh tidak meninggalkan rencana agresifnya, memfokuskan upaya utamanya pada upaya untuk sepenuhnya menduduki wilayah Donetsk di perbatasan Ukraina dengan Rusia," katanya.

Sumber: AFP

KEYWORD :

Perang Rusia Ukraina Tank Leopard Jerman Amerika Serikat




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :