Jum'at, 17/05/2024 18:06 WIB

Awasi Uji Coba Rudal Balistik Antarbenua, Kim Jong Un Janji Lawan Ancaman AS

Awasi Uji Coba Rudal Balistik Antarbenua, Kim Jong Un Janji Lawan Ancaman AS.

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menjauh dari apa yang dilaporkan media pemerintah sebagai jenis baru rudal balistik antarbenua (ICBM) dalam foto tak bertanggal yang dirilis pada 24 Maret 2022 oleh Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) Korea Utara. KCNA melalui REUTERS

JAKARTA, Jurnas.com - Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un berjanji untuk melawan ancaman nuklir Amerika Serikat (AS) dengan senjata nuklir saat ia memeriksa uji coba rudal balistik antarbenua baru negara itu, kata media pemerintah KCNA, Sabtu (19/11).

Negara yang terisolasi itu menguji rudal balistik antarbenua (ICBM) pada Jumat, sehari setelah peringatan "tanggapan militer yang lebih keras" terhadap Washington yang meningkatkan kehadiran keamanan regionalnya termasuk aset nuklir.

Menghadiri situs tersebut bersama putrinya untuk pertama kalinya, Kim mengatakan ancaman dari As dan sekutunya yang menerapkan kebijakan bermusuhan mendorong negaranya untuk secara substansial mempercepat penguatan pencegahan nuklirnya yang luar biasa.

"Kim Jong Un dengan sungguh-sungguh menyatakan bahwa jika musuh terus memberikan ancaman...partai dan pemerintah kami akan dengan tegas bereaksi terhadap nuklir dengan senjata nuklir dan konfrontasi total dengan konfrontasi habis-habisan," kata kantor berita resmi KCNA.

Peluncuran ICBM Hwasong-17 adalah bagian dari "strategi pembangunan pertahanan prioritas utama" Korut yang bertujuan untuk membangun "pencegahan nuklir paling kuat dan absolut," kata KCNA, menyebutnya sebagai "senjata strategis terkuat di dunia."

Rudal itu terbang hampir 1.000 km selama sekitar 69 menit dan mencapai ketinggian maksimum 6.041 km, kata KCNA. Menteri Pertahanan Jepang Yasukazu Hamada mengatakan senjata itu dapat menempuh jarak sejauh 15.000 km, cukup untuk mencapai daratan Amerika Serikat.

Pada hari Kamis, menteri luar negeri Korea Utara, Choe Son Hui, mengecam pertemuan puncak trilateral As, Korea Selatan dan Jepang pada hari Minggu, di mana para pemimpin mengkritik uji senjata Pyongyang yang sedang berlangsung dan menjanjikan kerja sama keamanan yang lebih besar.

Choe menyoroti serangkaian latihan militer bersama mereka baru-baru ini dan upaya untuk memperkuat pencegahan Amerika yang diperpanjang, termasuk kekuatan nuklirnya untuk mencegah serangan terhadap dua sekutu utama Asia itu.

Kim mengatakan tes itu mengkonfirmasi "kemampuan lain yang andal dan maksimum untuk menahan ancaman nuklir" pada saat dia perlu memperingatkan Washington dan sekutunya bahwa gerakan militer melawan Pyongyang akan mengarah pada "penghancuran diri" mereka.

"Partai dan pemerintah kita harus dengan jelas menunjukkan keinginan terkuat mereka untuk membalas latihan perang agresi yang histeris oleh musuh," katanya. "Dan mereka harus mempertimbangkan kembali pilihan bijak untuk meningkatkan lingkungan keamanan mereka."

Gedung Putih mengatakan rudal itu tidak mengancam AS. "Mengenai peluncuran ini, kami tidak menganggapnya sebagai ancaman terhadap tanah air," kata juru bicara keamanan nasional Gedung Putih John Kirby.

Namun, Kirby menyatakan keprihatinan yang kuat tentang lonjakan uji peluncuran rudal jarak pendek dan jarak jauh Pyongyang yang berpotensi membawa hulu ledak nuklir.

"Setiap kali mereka meluncurkan, mereka belajar. Itu memprihatinkan. Bahkan jika peluncuran itu gagal atau hanya berhasil sebagian, mereka masih belajar," kata Kirby kepada wartawan.

"Itu mendestabilisasi, tidak hanya di semenanjung tapi juga di kawasan itu sendiri," katanya.

AS berulang kali menawarkan pembicaraan dengan Korea Utara mengenai denuklirisasi semenanjung Korea tanpa prasyarat. Namun, Kirby menambahkan, AS serta Korea Selatan dan Jepang bekerja sangat keras untuk memastikan kami memiliki kemampuan pertahanan yang memadai.

KEYWORD :

Korea Utara Kim Jong Un Rudal Balistik Antarbenua




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :