Senin, 13/05/2024 18:45 WIB

Pengamat BUMN: Program Solusi Nelayan Sangat Pro Rakyat Kecil

Saya menyambut baik atas Program Solusi Nelayan dapat diterapkan di seluruh Indonesia paling lambat akhir tahun oleh Erick Thohir yang menyebut program pro rakyat ini, sebagai respons pemerintah dalam menyediakan kebutuhan BBM bagi nelayan sangat tepat dilakukan di saat kenaikan harga BBM.

Pengamat BUMN, Kiki Rizki Yoctavian. (Foto: Ist)

Jakarta,Jurnas.com - Program Solar untuk Koperasi (Solusi) Nelayan yang diluncurkan oleh Menteri BUMN Erick Thohir dan Menteri Koperasi dan UKM (MenkopUKM) Teten Masduki mendapat apresiasi tinggi. Program Solusi Nelayan ini diakui sangat pro terhadap rakyat kecil.

Menurut Pengamat BUMN Kiki Rizki Yoctavian, publik harus menyambut baik Program Solusi Nelayan ini karena hal tersebut sebagai respon cepat Pemerintah dalam menyediakan kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM). Namun, Rizki menyarankan agar Menteri Erick Thohir melebarkan program tersebut ke seluruh Indonesia.

“Saya menyambut baik atas Program Solusi Nelayan dapat diterapkan di seluruh Indonesia paling lambat akhir tahun oleh Erick Thohir yang menyebut program pro rakyat ini, sebagai respons pemerintah dalam menyediakan kebutuhan BBM bagi nelayan sangat tepat dilakukan di saat kenaikan harga BBM,” kata Rizki saat dihubungi, Minggu (18/9).

Dikatakan dia, Erick Thohir mampu membaca kebutuhan para nelayan di tanah air, hingga dirinya berinisiatif meluncurkan Program Solusi Nelayan ini karena BBM jenis Solar merupakan kebutuhan utama para nelayan. Apalagi, solar tersebut masih disubsidi oleh Pemerintah.

“Terlebih memang kelompok masyarakat seperti nelayan memang menjadikan Solar sebagai salah satu alat produksi untuk mencari kehidupan,” ujarnya.

Menurut Rizki, penyediaan solar sejauh ini sudah baik namun belum menjangkau wilayah-wilayah terpencil, hingga perlu Program Solusi Nelayan ini harus merata di seluruh Indonesia. Pasalnya, para nelayan sangat membutuhkan Solar yang banyak untuk melakukan aktivitas menangkap ikan di lokasi yang jauh.

“Terlebih memang kebutuhan akan solar sangat terbatas di daerah pesisir dan terkadang langka. Apa lagi ada beberapa daerah yang untuk mencari tangkapan harus lebih jauh dari tempat tinggalnya tentunya membutuhkan lebih banyak bahan bakar,” ucapnya.

“Sebagai contoh Saya pernah berkunjung ke sebuah kampung nelayan di Lampung, mereka membutuhkan lebih kurang 5 jerigen ukuran 20 liter untuk sekali melaut mencari gurita di dekat gunung krakatau. Tentunya apabila program ini berjalan dengan baik akan sangat membantu nelayan,” jelasnya.

Rizki juga menyarankan agar penyalur Solar subsidi kepada para nelayan ini harus konkrit, apakah buat kapal-kapal besar milik para juragan ikan atau kepada nelayan kecil, karena takutnya ke depan ada komplen dari para nelayan karena mereka tidak mendapat Solar subsidi.

“Harus juga bisa dipisahkan apakah yang menerima subsidi termasuk kapal-kapal besar milik juragan ikan yang mempekerjakan nelayan atau kapal yang disewa nelayan atau program ini khusus untuk nelayan-nelayan kecil yang memilik kapal-kapal kecil?,” sarannya.

Rizki pun berharap Program Solusi Nelayan yang pro rakyat kecil ini tidak salah sasaran seperti subsidi BBM Pertalite yang dikhususkan buat masyarakat kurang mampu, tetapi ikut dinikmati oleh masyarakat mampu yang memiliki mobil pribadi.

“Untuk meminimalisir subsidi tidak tepat sasaran harus dilakukan dengan evaluasi dan pemantauan yang serius,” ungkapnya.

“Saya berharap program ini dapat menjangkau nelayan-nelayan kecil dengan perahu-perahu kecil bukan perahu-perahu besar yang cendungnya dimiliki oleh juragan ikan,” harap Rizki.

Sebagaimana diketahui, Program Solar untuk Koperasi (Solusi) Nelayan ini sudah diluncurkan di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Sabtu (17/9) kemarin.

Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, kesejahteraan nelayan harus menjadi bagian penting dari program pemerintah, salah satunya Program Solusi Nelayan yang masih ditujukan untuk memberikan kemudahan akses BBM bagi nelayan.

Menurut dia, hal itu disebabkan nelayan selama ini mungkin masih mendapatkan BBM dengan harga Rp7.000 hingga Rp10.000 per liter. “Hari ini Sabtu (17/9), kita pastikan harganya (Solar) Rp6.800/liter. Memang Cilacap sebagai pilot project, nanti InsyaAllah kita akan kembangkan di beberapa daerah lain,” jelas Erick Thohir.

 

KEYWORD :

Menteri BUMN Erick Thohir Program Solusi Nelayan Kiki Rizki Yoctavian Pertalite Solar




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :