Jum'at, 17/05/2024 17:55 WIB

Kejar 14 Persen Stunting 2024, BKKBN Buat Program Bapak Asuh

Kejar 14 persen stunting 2024, BKKBN buat program Bapak Asuh

Logo Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). (Foto: Supianto/ Jurnas.com)

JAKARTA, Jurnas.com – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) melakukan berbagai cara untuk mencapai target penurunan stunting nasional menjadi 14 persen pada 2024. Terbaru adalah program Bapak Asuh Stunting yang berbasis pada aplikasi perangkat lunak.

Konsep program Bapak Asuh Stunting sama dengan program orang tua asuh kebanyakan, yakni pihak donator membantu anak asuhnya. Namun, kali ini sasarannya adalah anak-anak stunting yang berasal dari keluarga tidak mampu.

Koordinator Bapak Asuh Stunting, Dwi Listyawardani mengatakan, nantinya Bapak Asuh akan langsung menyasar gizi anak asuhnya melalui makanan sehat yang dibuat oleh tim pendamping keluarga.

"Terkait kebutuhan biaya yang dikontribusikan dari Bapak Asuh ke anak asuh kita kira-kira Rp 500 ribu per anak per bulan," kata perempuan yang akrab disapa Dani ini.

Dani merinci, setiap hari anak asuh akan menerima asupan gizi senilai Rp15 ribu untuk 3 kali makan selama 30 hari. Adapun prioritas anak asuh stunting adalah bayi di bawah 2 tahun.

"Jadi anak asuh dalam sebulan akan menerima asupan gizi senilai Rp 450 ribu. Nah, yang Rp 50 ribu kita sisihkan untuk kader pendamping karena harus kesana kesini berat tugasnya," ujarnya.

Saat ini, kata Dani, pihaknya masih terus menyempurnakan aplikasi tersebut, termasuk data terbaru anak yang mengalami stunting di seluruh daerah.

Aplikasi Bapak Asuh Stunting akan diluncurkan pada puncak Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-29 di Medan, Sumatera Utara pada 29 Juni mendatang. "Medan akan menjadi kota percontohan pertama Bapak Asuh Stunting," tuturnya.

Stunting merupakan ancaman nyata bagi masa depan anak-anak dan Indonesia. Angka kasus stunting yang saat ini mencapai 24 persen masih melebihi ambang batas Badan Kesehatan Dunia (WHO) yakni prevelansi stunting kurang dari 20 persen.

BKKBN terus berupaya untuk menurunkan angka kasus stunting yang pada 2013 masih berada pada prevelansi 37,8 persen dan pada 2019 berhasil diturunkan menjadi 27,6 persen dan saat ini berada pada angka 24 persen.

 

 

KEYWORD :

BKKBN Bapak Asuh Stunting Dwi Listyawardani




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :