Sabtu, 27/04/2024 02:26 WIB

Israel akan Tutup Satu-satunya Jalur Perlintasan Pekerja dari Jalur Gaza

Dua roket ditembakkan dari Gaza ke Israel selatan pada Jumat malam, salah satunya mengenai negara Yahudi itu dan yang lainnya jatuh dan mengenai sebuah bangunan perumahan di Gaza utara. Kemudian, roket ketiga ditembakkan ke Israel pada Sabtu pagi.

Api dan asap membubung di atas Jalur Gaza tengah saat pesawat tempur Israel membalas serangan roket ke Israel selatan dalam eskalasi terbesar dalam beberapa bulan (Foto: AFP/BASHAR TALEB)

JAKARTA, Jurnas.com - Israel mengatakan akan menutup satu-satunya penyeberangan dari Jalur Gaza bagi para pekerja pada Minggu (23/4). Tindakan tersebut diambil setelah serangan roket dari wilayah yang diblokade tersebut.

Kerusuhan, yang terjadi ketika perayaan Paskah Yahudi bertepatan dengan Ramadan, memicu kekhawatiran internasional akan konflik, satu tahun setelah kekerasan serupa menyebabkan perang 11 hari antara Israel dan militan yang berbasis di Gaza.

"Menyusul roket yang ditembakkan ke wilayah Israel dari Jalur Gaza tadi malam, diputuskan bahwa penyeberangan ke Israel untuk pedagang dan pekerja Gaza melalui Erez Crossing tidak akan diizinkan pada Minggu mendatang," kata badan militer Israel yang menangani urusan sipil Palestina, COGAT, dalam sebuah pernyataan, Sabtu (23/4)

Dua roket ditembakkan dari Gaza ke Israel selatan pada Jumat malam, salah satunya mengenai negara Yahudi itu dan yang lainnya jatuh dan mengenai sebuah bangunan perumahan di Gaza utara. Kemudian, roket ketiga ditembakkan ke Israel pada Sabtu pagi.

Serangan itu mengikuti serangan roket pada Rabu dan Kamis, dan datang ketika polisi Israel bentrok dengan pengunjuk rasa Palestina di masjid Al-Aqsa, meninggalkan setidaknya satu orang dirawat di rumah sakit dalam kondisi serius.

Israel telah membalas serangan itu dengan serangan udara. Namun, karena tak menghendaki eskalasi lebih lanjut, Israel mengalihkan responsnya ke tindakan ekonomi dengan menutup Persimpangan Erez.

"Pembukaan kembali perlintasan akan diputuskan sesuai dengan penilaian situasi keamanan," tambah COGAT dalam pernyataannya.

Lebih dari 200 orang, sebagian besar warga Palestina, terluka dalam bentrokan di dalam dan sekitar masjid Al-Aqsa dalam seminggu terakhir. Warga Palestina geram dengan pengerahan besar-besaran polisi Israel dan kunjungan berulang kali rang Yahudi ke tempat suci itu.

Pada Jumat pagi, Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan 57 orang terluka setelah polisi menyerbu kompleks di Kota Tua Yerusalem timur yang dicaplok Israel ketika orang-orang Palestina mulai melemparkan batu ke Tembok Barat, tempat paling suci di mana orang Yahudi dapat berdoa.

Dan setelah shalat dzuhur, beberapa jemaah Muslim meneriakkan "hasutan" dan mencoba merusak sebuah pos polisi, kata polisi, menggunakan pesawat tak berawak untuk menyemprotkan gas air mata dari udara, kata wartawan AFP.

Al-Aqsa adalah situs tersuci ketiga Islam dan situs paling suci dalam Yudaisme di mana ia dikenal sebagai Temple Mount. Dengan konvensi lama, orang Yahudi diizinkan untuk mengunjungi dalam kondisi tertentu tetapi tidak diizinkan untuk berdoa di sana.

Kerusuhan yang meningkat memicu kekhawatiran di PBB, yang pada hari Kamis menuntut penyelidikan atas tindakan polisi Israel.

"Penggunaan kekuatan oleh polisi Israel yang mengakibatkan luka luas di antara jamaah dan staf di dalam dan sekitar kompleks masjid Al-Aqsa harus segera diselidiki, tidak memihak, independen dan transparan," kata juru bicara Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, Ravina Shamdasani.

Sumber: AF

KEYWORD :

Israel Jalur Gaza Warga Palestina Masjidil Al-Aqsa




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :