Kamis, 25/04/2024 06:32 WIB

Korea Selatan Sebut Peluncuran Rudal Monster Hwasong-17 Korea Utara Palsu

Korea Utara Jumat (23/4) mengklaim berhasil menguji coba rudal Hwasong-17, ICBM jarak jauh yang menurut para analis mungkin mampu membawa banyak hulu ledak. Rudal ini pertama kali diluncurkan pada parade militer pada 2020.

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menjauh dari apa yang dilaporkan media pemerintah sebagai jenis baru rudal balistik antarbenua (ICBM) dalam foto tak bertanggal yang dirilis pada 24 Maret 2022 oleh Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) Korea Utara. KCNA melalui REUTERS

SEOUL, Jurnas.com -  Militer Korea Selatan mengatakan, Korea Utara memalsukan peluncuran rudal monster Hwasong-17. Uji coba itu kemungkinan masih rudal balistik antarbenua yang ditembakkan Pyongyang pada 2017.

Korea Utara Jumat (23/4) mengklaim berhasil menguji coba rudal Hwasong-17, ICBM jarak jauh yang menurut para analis mungkin mampu membawa banyak hulu ledak. Rudal ini pertama kali diluncurkan pada parade militer pada 2020.

Tetapi Kementerian Pertahanan Korea Selatan mengatakan kepada AFP, Seoul dan Washington sekarang telah menyimpulkan bahwa peluncuran itu sebenarnya dari Hwasong-15, sebuah ICBM yang diuji coba Pyongyang pada tahun 2017.

"Intelijen AS dan Korea Selatan telah menentukan bahwa apa yang ditembakkan pada 24 Maret adalah Hwasong-15," kata pejabat kementerian pertahanan itu kepada AFP.

Kedua ICBM berpotensi mampu menghantam daratan Amerika Serikat (AS).

Seoul dan Tokyo secara terpisah mengkonfirmasi pada saat itu bahwa rudal 24 Maret telah terbang lebih tinggi dan lebih lama daripada tes sebelumnya, tetapi analis kemudian menunjuk pada perbedaan dalam pernyataan Korea Utara.

Pengumuman palsu itu kemungkinan merupakan upaya Pyongyang untuk mengkompensasi peluncuran yang gagal pada 16 Maret, ketika sebuah rudal, yang menurut para analis sebenarnya adalah Hwasong-17, meledak tak lama setelah peluncuran.

Menurut situs web spesialis yang berbasis di Seoul, NK News, puing-puing dari tes yang gagal jatuh di atau dekat Pyongyang sebagai bola asap berwarna merah zig-zag melintasi langit.

"Penduduk Pyongyang pasti terkejut oleh peluncuran yang gagal, dan itu mungkin telah mempengaruhi opini publik terhadap rezim Kim," kata anggota parlemen Ha Tae-keung dari oposisi konservatif Partai Kekuatan Rakyat (PPP), kepada wartawan.

Media pemerintah Korea Utara, Rodong Sinmun dan kantor berita KCN- tidak melaporkan peluncuran yang gagal pada saat itu. Keduanya biasanya merilis laporan tentang tes senjata yang berhasil dalam waktu 24 jam setelah peluncuran, seringkali dengan foto.

Tetapi peluncuran 24 Maret itu didengungkan di media pemerintah. KCTV merilis video apik yang konon menunjukkan rudal raksasa itu berhasil diuji coba.

Analis telah menunjukkan perbedaan dalam rekaman yang mungkin menunjukkan bagian dari peluncuran 24 Maret dipalsukan.

Ekonomi negara yang terisolasi itu terguncang akibat sanksi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PB) atas program senjata pemimpin Kim Jong Un dan blokade COVID-19 yang diberlakukan sendiri selama dua tahun.

"Rezim Kim tidak hanya mendapatkan kebanggaan dan legitimasi dari program nuklir dan misilnya, tetapi juga menggambarkan pembangunan kekuatan militer melawan ancaman eksternal sebagai pembenaran moral atas penderitaan ekonomi domestik," kata Leif-Eric Easley, seorang profesor di Universitas Ewha di Seoul kepada AFP.

"Peluncuran berhasil seperti yang digambarkan dalam media yang dikendalikan negara memiliki "nilai propaganda" yang signifikan bagi rezim Kim," tambahnya.

Analis telah memperingatkan bahwa Korea Utara kemungkinan akan meluncurkan satelit pengintai militer dan melakukan uji coba hulu ledak nuklir taktis akhir tahun ini.

Pada Senin, media pemerintah Pyongyang melaporkan bahwa pemimpinnya Kim Jong Un telah bersumpah untuk membangun kekuatan militer yang "luar biasa" dan tak terbendung.

 

KEYWORD :

Militer Korea Selatan Hwasong-17 Rudal Balistik Antarbenua




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :