Jum'at, 17/05/2024 20:02 WIB

Limbah Medis Jadi Ancaman Kelangsungan Hidup Manusia

Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa tumpukan limbah medis yang muncul di tengah penanganan pandemi Covid-19, menimbulkan ancaman bagi kesehatan manusia dan lingkungan.

Tumpukan limbah medis (Foto: Aljazeera)

New York, Jurnas.com - Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa tumpukan limbah medis yang muncul di tengah penanganan pandemi Covid-19, menimbulkan ancaman bagi kesehatan manusia dan lingkungan.

Tumpukan jarum suntik bekas, alat uji bekas, dan botol vaksin bekas menghasilkan puluhan ribu ton limbah medis, dan memberikan tekanan besar pada sistem pengelolaan limbah perawatan kesehatan.

Dikutip dari Aljazeera pada Selasa (2/1), laporan WHO dalam dokumen setebal 71 halaman menemukan sebagian besar dari 87.000 ton alat pelindung diri (APD) yang dipesan melalui portal PBB antara Maret 2020 dan November 2021, berakhir sebagai sampah.

Selain itu, lebih dari 140 juta alat uji telah dikirim, dengan potensi menghasilkan 2.600 ton terutama plastik dan limbah kimia yang cukup untuk mengisi sepertiga kolam renang Olimpiade.

Sekitar delapan miliar dosis vaksin yang diberikan secara global juga diperkirakan telah menghasilkan tambahan 144.000 ton limbah dalam bentuk botol kaca, jarum suntik, jarum dan kotak pengaman.

Sementara WHO tidak merekomendasikan penggunaan sarung tangan untuk suntikan vaksin, laporan tersebut mengatakan bahwa ini tampaknya menjadi praktik umum.

Mengutip Inggris sebagai contoh, diperkirakan setiap petugas kesehatan membuang rata-rata 50 pasang sarung tangan per minggu ke dalam sistem pembuangan umum.

"Sangat penting untuk menyediakan APD yang tepat bagi petugas kesehatan. Tetapi juga penting untuk memastikan bahwa itu dapat digunakan dengan aman tanpa berdampak pada lingkungan sekitar," ujar Michael Ryan, Direktur Kedaruratan WHO.

Bahan yang dibuang menimbulkan potensi bahaya bagi petugas kesehatan untuk luka bakar, yang terkena luka tusukan jarum dan kuman penyebab penyakit, serta masyarakat yang dekat dengan tempat pembuangan sampah yang tidak dikelola dengan baik.

Penyakit yang ditimbulkan limbah dapat terbawa melalui udara yang terkontaminasi dari pembakaran sampah, miskin kualitas air atau hama pembawa penyakit.

Laporan tersebut tidak menyebutkan contoh spesifik di mana penumpukan terjadi, tetapi merujuk pada tantangan seperti pengolahan dan pembuangan limbah resmi yang terbatas di pedesaan India, serta lumpur tinja dalam jumlah besar dari fasilitas karantina di Madagaskar.

WHO juga menyerukan reformasi dan investasi tambahan, termasuk melalui pengurangan penggunaan kemasan, penggunaan APD secara lebih rasional, dan investasi pada teknologi pengolahan limbah non-bakar.

KEYWORD :

WHO Limbah Medis Pencemaran Lingkungan




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :