
Botol berlogo Johnson & Johnson yang ditampilkan dalam ilustrasi ini yang diambil 31 Oktober 2020. REUTERS/Dado Ruvic
JOHANNESBURG, Jurnas.com - Dewan Penelitian Medis Afrika Selatan (SAMRC), Glenda Gray mengatakan, suntikan penguat vaksin Johnson and Johnson 85 persen efektif dalam melindungi agar tidak dirawat di rumah sakit akibat varian Omicron selama 1 hingga 2 bulan setelah diterima.
Gray mempresentasikan temuan studi SAMRC pada pengarahan kementerian kesehatan Afrika Selatan tentang gelombang keempat COVID-19, yang didorong oleh varian baru.
"Kami melihat efektivitas vaksin 85 persen dan kami melihat efektivitas vaksin semacam ini dipertahankan hingga dua bulan," katanya dikutip dari Reuters, Jumat (14/1). "Kami sangat senang melaporkan tingkat efektivitas vaksin yang sangat tinggi terhadap Omicron."
Penelitian ini melibatkan 477.234 petugas kesehatan, semuanya divaksinasi dengan suntikan Johnson and Johnson, di antaranya 236.000 atau kira-kira setengahnya telah menerima suntikan penguat Johnson and Johnson.
Penlitian ini melihat rawat inap di antara petugas kesehatan yang telah terinfeksi selama gelombang keempat, dan menemukan bahwa suntikan penguat mengurangi rawat inap sebesar 63 persen dalam dua minggu pertama setelah suntingak penguat, naik menjadi 85 persen setelah itu antara satu dan dua bulan.
"Ini adalah bukti pertama efektivitas vaksin (terhadap Omicron) di dunia dengan menggunakan vaksin Johnson and Johnson," kata Gray.
Pihak berwenang Afrika Selatan sejauh ini mempertahankan preferensi untuk vaksin Pfizer - mereka telah memberikan 21 juta dosis, tiga kali lipat dari sekitar 7 juta dosis vaksin Johnson and Johnson.
Tetapi suntikan J&J dianggap secara logistik jauh lebih disukai karena merupakan rejimen dosis tunggal, yang lebih mudah diberikan di daerah pedesaan terpencil, di mana tindak lanjut sulit dilakukan.
Data mendukung bukti global yang sudah kuat bahwa Omicron dapat menghindari perlindungan vaksin ketika datang ke infeksi awal.
Di antara peserta dalam penelitian ini, ada sekitar 30.000 infeksi terobosan selama gelombang Omicron, dibandingkan dengan masing-masing hanya sekitar 11.000 pada gelombang sebelumnya yang didorong oleh varian Delta dan Beta.
Studi ini juga menyoroti bahwa mereka yang terinfeksi HIV lebih rentan dirawat di rumah sakit dengan Omicron.
"Mereka (mereka yang dirawat di rumah sakit) lebih mungkin memiliki HIV dan lebih kecil kemungkinannya memiliki penyakit penyerta lain dibandingkan dengan periode Beta dan Delta," kata Gray.
Prevalensi HIV di Afrika Selatan adalah sekitar 13 persen.
KEYWORD :Booster Vaksin Johnson and Johnson Varain Omicron