
Sejumlah kerbau sedang merumput. (Foto: Ditjen PKH)
JAKARTA, Jurnas.com - Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) pertegas langkah stategis dalam mendukung Kesehatan Hewan Nasional dalam kerangka program kerja sama Australia Indonesia Health Security Partnership (AIHSP) untuk penguatan layanan kesehatan hewan nasional.
"Kementan mempersiapkan langkah kerja untuk mengimplementasi program untuk penguatan sistem kesehatan hewan nasional yang berkelanjutan," kata Direktur Kesehatan Hewan, Nuryani Zainuddin dalam keterangannya diterima Jurnas.com, Rabu (12/1).
Ia mengatakan hal itu saat mewakili Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan pada pertemuan Program Coordinating Committee (PCC) II AIHSP yang diselenggarakan Kementerian PPN/BAPPENAS secara virtual pada Senin (10/1).
Nuryani mengatakan, program AIHSP selama 2 tahun berjalan (2020 – 2021), telah menunjukkan arah yang tepat dalam mendukung ketahanan kesehatan yang menjadi prioritas pemerintah Indonesia.
Hal ini sesuai dengan implementasi Instruksi Presiden No. 4 Tahun 2019 tentang peningkatan kapasitas dalam mencegah, mendeteksi, dan merespon wabah penyakit, pandemik, global dan kedaruratan nuklir, biologi dan kimia.
Karena itu, Kementan dengan dukungan program AIHSP bersinergi dengan Kementerian/ lembaga lainnya yakni Kemenko PMK, Kementerian PPN/BAPPENAS, Kementerian Kesehatan Hewan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kemendikbudristek, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), WHO, FFCGI, dan FAO.
"Program AIHSP telah dilaksanakan dengan pendekatan One Health dengan melibatkan multi-sektor dan multi-dusiplin untuk mencapai kesehatan manusia, hewan dan lingkungan yang optimal," ujarnya
Nuryani menjelaskan Program AIHSP dalam mendukung penguatan Kesehatan hewan nasional ditetapkan 5 tujuan prioritas yaitu penguatan untuk sistem surveilans penyakit hewan, kesiapsiaagan darurat dan respon, pengendalian penyakit hewan menular strategis dan zoonosis prioritas.
Selain itu, kata ia, program ini juga fokus pada penguatan kapasitas sumberdaya kesehatan hewan dan pelibatan sektor swasta dalam pengendalian penyakit dan peningkatan produksi ternak.
"Program ini bentuk kolaborasi Kementerian Pertanian Indonesia dan Pemerintah Australia dalam mendukung ketahanan kesehatan nasional yang menjadi prioritas Indonesia," ungkapnya.
Salah satu penguatan untuk sistem surveilans penyakit hewan diperlukan dukungan untuk pemeliharaan Sistem Informasi Kesehatan Hewan Nasional yang terintegrasi Indonesia (iSIKHNAS) dan pengembangan fitur iSIKHNAS termasuk untuk kewaspadaan dini, logistik, sumber daya manusia kesehatan hewan, produksi peternakan, dan integrasi data dengan system informasi laboratorium dan mendukung sistem imformasi one health (SIZE).
"Pada tahun ini, kami akan adakan sosialisasi dan advokasi penggunaan iSIKHNAS untuk mendapatkan dukungan dari pengambil kebijakan," jelasnya.
Pada kesempatan itu, Minisiter Counsellor, DFAT, Kirsten Bishop menyampaikan dukungannya dalam memperkuat sistem kesehatan hewan di Indonesia. Selain itu juga mendukung kepemimpinan Indonesia di G20 dimana isu One Health menjadi fokus utama Indonesia.
Perwakilan dari BRIN, Mego Pinandito menyampaikan kesiapan dukungan untuk kolaborasi riset khususnya sektor kesehatan masyarakat dan kesehatan hewan. "Kami mendukung riset bidang pertanian kesehatan hewan sehingga kami terbuka untuk kolaborasi program," ujarnya.
Terpisah, Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Nasrullah mengarahkan adanya kolaborasi yang kuat antara pemerintah dengan AHISP serta mitra kerja lainnya. "Kami mengharapkan kegiatan yang dilaksanakan menunjukkan progress yang nyata sehingga ketahanan kesehatan nasional dapat tercapai," pungkasnya
KEYWORD :Kementan Ditjen PKH Kesehatan Hewan Nasional