Rabu, 24/04/2024 18:45 WIB

Hendrik Lewerissa Pertanyakan Dirut Antam Soal Rendahnya Kontribusi ke Negara

Imajinasi saya sebenarnya Antam menjadi kontributor terbesar bagi Republik ini, tapi kalau kita lihat data-data yang masuk, kan cuma Rp1,6 (Triliun) kontribusinya. Itu juga telah menghitung PNBP dan sebagainya, untungnya enggak seberapa besar.

Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi Gerindra, Hendrik Lewerissa. (Foto: Dok. Parlementaria)

Jakarta, Jurnas.com - Anggota Komisi VI DPR RI Hendrik Lewerissa menyayangkan kontribusi yang diberikan PT Aneka Tambang Tbk (Antam) tidak sesuai harapan. Padahal, harapan negara bagi perusahaan plat merah yang membidangi pertambangan itu sangat besar.

"Imajinasi saya sebenarnya Antam menjadi kontributor terbesar bagi Republik ini, tapi kalau kita lihat data-data yang masuk, kan cuma Rp1,6 (Triliun) kontribusinya. Itu juga telah menghitung PNBP dan sebagainya, untungnya enggak seberapa besar," tegas Hendrik dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi VI DPR dengan Direktur Utama PT Antam, Dana Amin di Ruang Rapat Komisi VI DPR RI, Senayan, Kamis (2/11).

Selain Dana Amin, rapat tersebut juga dihadiri Direktur Operasi dan Transformasi Bisnis Risono, Direktur Keuangan dan Manajemen Resiko Anton Herdianto, Direktur Sumberdaya Manusia Luki Setiawan Suardi.

Hendrik heran, kendala apa yang terjadi sehingga membuat Antam tidak dapat memberikan kontribusi yang besar bagi negara. Padahal, di pemaparan awal tingkat produksi dan penjualan emas, feronikel, bauksit hingga nikel mengalami peningkatan yang signifikan pada tahun 2021 dibandingkan tahun 2020.

Politisi Gerindra dari Dapil Maluku ini selanjutnya mempertanyakan data produksi dan penjualan emas, feronikel, bauksit hingga nikel tahun 2018 dan 2019. Sebab, pihaknya hanya mendapatkan pemaparan produksi dan penjualan sepanjang tahun 2021 dan membandingkannya dengan tahun 2020.

"Secara statistik jelas antara produksi dan penjualan, peningkatannya signifikan sekali (2021). Tapi tahun 2018, 2019 itu kan cukup lumayan produksi dan penjualannya. Itu saya tidak dapat data perbandingan disini," tegas Hendrik.

Sebelumnya Direktur Utama PT Aneka Tambang Tbk Dana Amin menyampaikan, hingga triwulan ketiga di tahun 2021 Antam mencatatkan laba yang tinggi. Antam membukukan laba sebesar Rp 1,71 triliun atau melonjak sebesar 104,65 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya 2020 yaitu sebesar Rp 835,78 Miliar. Besaran laba itu sejalan dengan meroketnya penjualan emas pada periode sembilan bulan terakhir.

"Antam mencatat penjualan Rp 26,47 triliun, nilainya meningkat 46,79 persen dibandingkan kinerja penjualan pada periode yang sama tahun 2020 sebesar Rp 18,03 triliun," kata Dana Amin dalam laporan sebagaimana disampaikan Wakil Ketua Komisi VI Gde Sumarjaya Linggih.

Menurutnya, komoditas emas menjadi penunjang utama bisnis Antam. Tercatat penjualan produk emas mencapai Rp 17,67 triliun hingga September 2021. Nilai tersebut meningkat jauh dibandingkan 12,98 triliun pada september 2020. Meski total penjualan meningkat, namun beban pokok penjualan juga mengalami peningkatan sehingga menggerus profit perusahaan.

"Jumlah beban usaha meningkat pada sembilan bulan pertama 2021. Beban pokok penjualan Rp 21,33 triliun atau meningkat 41,02 persen dari 15,13 triliun. Sementara beban usaha yang ditanggung antam naik 90,51 persen dari Rp 1,46 triliun," terangnya.

Secara umum, lanjut Dana Amin, kinerja perusahaan Antam yang baik berdampak pada harga saham di pasar modal. Pada awal tahun diakui sempat diterpa isu negatif sehingga harga saham Antam kurang baik di awal tahun, namun berangsur-angsur membaik pada pertengahan hingga akhir tahun 2021.

KEYWORD :

Warta DPR Komisi VI Hendrik Lewerissa Gerindra PT Aneka Tambang Tbk Antam




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :