Sabtu, 27/04/2024 01:18 WIB

Duh! Indonesia Terancam Dicoret Jadi Tuan Rumah Kejuaraan Panjat Tebing

Kejuaraan dunia panjat tebing untuk pertama kalinya akan dipertandingkan di Indonesia. Untuk bisa jadi tuan rumah, kata Yenny, pihaknya harus melakukan bidding, dan mengalahkan beberapa negara, yang juga berminat.

Ketua Umum Federasi Panjat Tebing Indonesia (Ketum FPTI), Yenny Wahid. (Foto: Ist)

JAKARTA, Jurnas.com - Ketua Umum Federasi Panjat Tebing Indonesia (Ketum FPTI), Yenny Wahid, khawatir Indonesia dicoret jadi penyelanggara Kejuaraan Panjat Tebing, akibat lambatnya Lembaga Anti-Doping Indonesia (LADI) menyelesaikan persoalan antidoping.

Mengingat masalah lambatnya pengurusan antidoping ini tidak hanya berimbas ke Tim Bulu tangkis Indonesia di Piala Thomas Indonesia saja, namun seluruh cabang olahraga di Indonesia juga rerancam dari sanki yang diberikan Badan Anti-Doping Dunia (WADA). 

"Kami ikut khawatir karena tahun depan kami sudah terjadwal menjadi tuan rumah penyelenggaraan Kejuaraan Panjat Tebing," kata Yenny dalam keterangan remsinya diterima Jurnas.com, Selasa (19/10).

Kejuaraan dunia panjat tebing untuk pertama kalinya akan dipertandingkan di Indonesia. Untuk bisa jadi tuan rumah, kata Yenny, pihaknya harus melakukan bidding, dan mengalahkan beberapa negara, yang juga berminat.

"Kami sekarang galau dan khawatir bahwa peluang ini akan tertutup karena LADI. Jika belum beres, maka kita gagal menjadi host sementara persiapan sudah matang," ujar Yenny.

WADA sebenarnya sudah mengirimkan formal notice kepada Indonesia pada 15 September lalu, yang menerangkan Indonesia termasuk salah satu dari beberapa negara yang non-compliance soal doping.

Surat pemberitahuan tersebut juga memberikan kesempatan 21 hari bagi negara tersebut untuk mengirimkan sampel doping seperti yang diminta. Negara-negara lainnya, seperti Rumania, segera bergegas untuk memenuhi persyaratan tersebut sebelum tenggat 7 Oktober.

Indonesia sendiri terkesan tidak ada tindakan. Baru kebakaran jenggot setelah pada 7 Oktober, WADA mengirim pemberitahuan resmi jika Indonesia adalah negara non compliance soal doping. Efeknya, bendera Indonesia dilarang dikibarkan di pentas internasional olahraga, dan tak bisa menjadi host event olahraga internasional.

Tim dari Kemenpora sendiri baru bergerak dan melakukan koordinasi tanggal 8 Oktober. Tentu saja sudah sangat terlambat, dan seperti yang disaksikan bersama: keberhasilan Indonesia menjuarai piala Thomas tidak disertai dengan pengibaran bendera.

Kejadian seperti ini pernah menimpa Rusia. Karena dianggap non-compliance, para atlet Negeri Beruang Merah tersebut ketika menjuarai event olahraga internasional, bendera negaranya juga tidak berkibar.

"Saya berharap sekali bahwa ini adalah kejadian terakhir yang menimpa atlit dan bangsa kita," terang Yenny.

Menurutnya, peristiwa ini seharusnya menjadi pelajaran keras agar semua pihak benar-benar mengerjakan tugasnya. "Ada rentang waktu 21 hari yang tidak dimanfaatkan dengan baik. Saya tidak ingin menyalahkan siapa-siapa, tapi saya berharap betul hal seperti ini tidak boleh terjadi lagi," tegasnya.

Sebagai informasi, panjat tebing merupakan salah satu cabor unggulan dari Indonesia. Sejumlah rekor fantastik dicatatkan putra-putri terbaik Indonesia. Mulai dari meraih tiga medali emas di Asian Games lalu, sampai berhasil memecahkan rekor dunia dalam kejuaraan IFSC World Cup di South Lake City, Amerika Serikat.

KEYWORD :

Antidoping Yenny Wahid Penjant Tebing




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :