Sabtu, 27/04/2024 00:42 WIB

Kemiskinan di Lebanon Alami Peningkatan Semenjak Pandemi

kemiskinan di Lebanon telah meningkat drastis selama setahun terakhir dan sekarang mempengaruhi sekitar 74% dari populasi.

Pelanggan menelusuri lorong obat di apotek di ibukota Lebanon, Beirut, pada 2 Februari 2021 [JOSEPH EID/AFP via Getty Images]

Jakarta, Jurnas.com - Komisi Ekonomi dan Sosial PBB untuk Asia Barat (ESCWA) mengatakan, kemiskinan di Lebanon telah meningkat drastis selama setahun terakhir dan sekarang mempengaruhi sekitar 74% dari populasi.

Berbasis di Beirut, ESCWA dalam laporannya yang berjudul Multidimensional Poverty in Lebanon: Painful Reality and Uncertain Prospects mengatakan 82% penduduk Lebanon hidup dalam kemiskinan multidimensi, yang memperhitungkan faktor-faktor selain pendapatan seperti akses ke kesehatan, pendidikan, dan utilitas publik.

Dikatakan bahwa dalam sebuah laporan yang diterbitkan tahun lalu, ESCWA menemukan tingkat kemiskinan jumlah pegawai melonjak dari 28% menjadi 55% antara 2019 dan 2020.

Tetapi menurut pembaruan hari ini, tingkat kemiskinan multidimensi di Lebanon hampir dua kali lipat dari 42% pada 2019 menjadi 82% pada 2021.

Dengan latar belakang ini, Sekretaris Eksekutif ESCWA Rola Dashti mengulangi seruannya untuk pembentukan dana solidaritas sosial untuk meringankan krisis kemanusiaan di negara itu.

Dia ingat bahwa pada tahun 2020 ESCWA mengajukan proposal: 10% desil terkaya di Lebanon, yang memiliki hampir $91 miliar kekayaan pada saat itu, dapat menjembatani kesenjangan pendanaan untuk pengentasan kemiskinan dengan memberikan kontribusi tahunan sebesar 1% dari kekayaan bersih mereka.

Inflasi melonjak menjadi 281% antara Juni 2019 dan Juni 2021 di Lebanon, kata studi tersebut, menambahkan bahwa depresiasi mata uang dan inflasi telah menyebabkan penurunan standar hidup yang signifikan.

Ringkasan kebijakan baru menunjukkan bahwa bagian rumah tangga yang kehilangan perawatan kesehatan meningkat menjadi 33%, dan bagian dari mereka yang tidak dapat memperoleh obat-obatan naik menjadi lebih dari setengahnya. Kemiskinan multidimensi yang ekstrem mempengaruhi 34% populasi saat ini, katanya.

“Mengurangi dampak krisis membutuhkan solidaritas dan kerja sama antara semua segmen masyarakat Lebanon,” kata Dashti.

Selain krisis politik, negara Arab menghadapi kesulitan ekonomi selama dua tahun terakhir. Keadaan menjadi lebih buruk setelah ledakan 4 Agustus tahun lalu di pelabuhan Beirut, menewaskan sedikitnya 216 orang dan melukai lebih dari 6.500. (AA)

 

KEYWORD :

Wilayah Lebanon Tingkat Kemiskinan Laporan PBB




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :