Selasa, 26/05/2020 16:05 WIB
Jakarta, Jurnas.com - Pebalap kelas dunia, Valentino Rossi harus rela bergaji di bawah Monster Energi Yamaha jika bergabung ke Petronas Yamaha. Tak tanggung-tanggung, gaji Rossi akan terpangkas 50 persen.
Rossi dirumorkan pindah ke Petronas Yamaha setelah posisinya di tim pabrikan Yamaha digantikan Fabio Quartararo mulai akhir MotoGP 2020.
Jika skenario tersebut benar-benar terjadi, maka Rossi harus rela turun gaji. Sebab, Petronas bukanlah tim mewah yang bisa dibandingkan dengan Monster Energy Yamaha maupun Repsol Honda.
Sportekz melaporkan, gaji Rossi dalam beberapa tahun terakhir di Yamaha berkisar U$10 juta atau setara Rp147 miliar per tahun. Itu merupakan gaji tertinggi kedua di MotoGP setelah Marc Marquez.
Inovasi Tren Minuman Kekinian, Polaris Gelar Kompetisi Mixologist Pertama di Indonesia
May Day, Partai Buruh Dukung Program Prabowo-Gibran
Selalu Spektakuler, Zendaya Masih Bingung Pakai Gaun Apa di Met Gala 2024
Marquez ditaksir bergaji U$14 juta atau Rp206 miliar di Repsol Honda. Bahkan, nilai kontraknya diperkirakan bakal meningkat U$2 juta pada musim mendatang.
Jika gabung Petronas, Rossi kemungkinan akan bergaji tak lebih dari U$5 juta. Artinya, pebalap 41 tahun itu harus rela menerima gaji separuh dari penghasilannya di Yamaha.
Kendati demikian, pebalap yang dijuluki The Doctor itu tetap diklaim sebagai pebalap MotoGP dengan pendapatan tertinggi per tahunnya. Sebab, Rossi masih punya nilai jual di mata sponsor.
Jika masih tak ingin pensiun, Rossi mau tak mau harus menerima tawaran gaji lebih rendah di Petronas. Toh, pendapatannya dari iklan dan sponsor masih cukup besar.
Baik Rossi maupun CEO Petronas Yamaha Razlan Razali sudah menyatakan keinginan untuk melakukan negosiasi. Namun, hingga kini belum ada pembicaraan resmi.
Keyword : MotoGPPetronaValentino Rossi