Menlu Zarif: Kesepakatan Abad Ini Mimpi Buruk Negara Kawasan

Rabu, 29/01/2020 07:15 WIB

Teheran, Jurnas.com - Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif mengecam rencana perdamaian Amerika Serikat (AS) untuk konflik Israel-Palestina. Ia mengatakan inisiatif itu adalah mimpi buruk untuk negara kawasan dan dunia.

Zarif menulis di akun Twitternya pada Selasa (28/1), `Visi untuk Perdamaian` dari Presiden AS, Donald Trump hanyalah proyek impian dari pengembang real estat yang diliputi kebangkrutan."

"Rencana itu adalah mimpi buruk bagi kawasan dan dunia dan, semoga, seruan untuk semua Muslim yang menguliti pohon yang salah," kata Zarif menambahkan.

Zarif juga menyerukan persatuan dalam komunitas internasional untuk tujuan Palestina, mengatakan apa yang disebut rencana perdamaian dianggap sebagai berjalan sambil tidur menuju malapetaka."

Ilan Goldenberg, kepala staf untuk negosiator utama AS dalam upaya terakhir yang gagal di bawah mantan Presiden AS Barack Obama, menggambarkan ide-ide yang diajukan dalam dokumen AS setebal 80 halaman itu sebagai "bukan pemula."

Sebelumnya pada hari itu, Trump mengulangi pengesahannya yang sangat kontroversial atas Yerusalem yang diduduki Al-Quds sebagai ibukota tak terbagi Israel ketika menguraikan rencana swadaya pemerintahnya untuk konflik Palestina-Israel, yang diberhentikan oleh warga Palestina.

Menentang protes internasional, Trump mengumumkan ketentuan umum dari rencana "kesepakatan abad Ini" di Gedung Putih dengan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.

Ia mendukung pengakuan kontroversialnya pada Desember 2017 tentang Yerusalem al-Quds sebagai "ibukota" Israel, sebuah langkah yang diambilnya dalam menghadapi tuntutan Palestina bahwa kota suci itu harus berfungsi sebagai ibu kota negara masa depan mereka.

Ia mengatakan, rencana tersebut membayangkan kota itu sebagai ibukota tak terbagi rezim Israel.

Rencana perdamaian secara luas diperkirakan akan membawa Israel dan AS ke tingkat yang sama sekali baru. Berbagai laporan memperingatkan bahwa kedua negara itu berupaya meletakkan dasar bagi aneksasi Israel sekitar setengah dari Tepi Barat, termasuk sebagian besar Lembah Jordan.

TERKINI
Taylor Swift Sedih Tinggalkan Pacar dan Teman-temannya untuk Eras Tour di Eropa Album Beyonce Cowboy Carter Disebut Layak Jadi Album Terbaik Grammy 2025 Ryan Gosling Bikin Aksi Kejutan ala Stuntman The Fall Guy di Universal Studios Dwayne Johnson Senang Jadi Maui Lagi di Moana 2