Jum'at, 12/04/2019 08:01 WIB
New York, Jurnas.com – SpaceX’s Falcon Heavy resmi meluncurkan roket komersial perdananya pada Jumat (12/4) dini hari. Roket operasional terkuat di dunia tersebut diterbangkan dari Kennedy Space Center Florida, dengan membawa muatan pelanggan pertamanya.
“T ditambah 33 detik dalam penerbangan, di bawah kekuatan dorong 5,1 juta pound, Falcon Heavy menuju ke luar angkasa,” kata komentator peluncuran SpaceX John Insprucker siaran langsung yang dikutip dari Reuters.
Kira-kira tiga menit setelah meluncur, dua booster berat dipisahkan dari roket inti untuk pendaratan yang disinkronkan di Stasiun Angkatan Udara Cape Canaveral.
Booster tengah, setelah mendorong muatan ke luar angkasa, kembali hampir 10 menit kemudian untuk pendaratan sukses di kapal drone pelayaran SpaceX, 400 mil (645 km) di lepas pantai Florida. Dalam misi uji 2018, booster inti Heavy melewatkan kapal dan menabrak Samudra Atlantik.
Musk Berkunjung ke Beijing, Tesla Atasi Hambatan Utama soal Penerapan Self-driving di China
Kendaraan Listrik China Diejek Elon Musk, Penjualan Tesla Justru Menurun
Rebutan Hak Asuh Anak dengan Elon Musk, Grimes Debut Pamer Kekasih Baru DJ Anyma
Pendorong baru Falcon 9 bersertifikat militer sangat berarti dalam persaingan antara Lockheed United Launch Alliance milik Boeing, dan Blue Origin milik Jeff Bezos sebagai SpaceK dari Musk.
SpaceX menargetkan penerbangan dengan armada roket satu misi pada satu waktu, dapat mengamankan sepertiga dari semua misi Ruang Keamanan Nasional AS, kontrak militer yang bernilai miliaran dolar.
Angkatan Udara AS memanfaatkan SpaceX pada 2018 untuk meluncurkan satelit militer rahasia senilai US$130 juta, dan pada Februari kemudian menambahkan tiga misi lagi dalam kontrak senilai US$297 juta.
Falcon Heavy membawa satelit komunikasi untuk perusahaan telekomunikasi Arabsat yang berbasis di Arab, yang akan memancarkan layanan internet dan televisi di Afrika, Eropa dan Timur Tengah.
Keyword : Roket SpaceX Elon Musk