Selasa, 11/12/2018 06:40 WIB
Jakarta - Dunia harus berhenti menutup mata atas kekerasan seksual yang dijadikan sebagai senjata perang. Demikian kata ginekolog Kongo Denis Mukwege, yang menerima Hadiah Nobel Perdamaian bersama dengan aktivis hak asasi manusia Yazidi pada Senin.
Itu disampaikan Mukwege dan Nadia Murad, pada upacara emosional di ibukota Norwegia, Oslo. Keduanya orang yang selamat dari perbudakan seksual ISIS mendesak komunitas internasional, berbuat lebih banyak untuk melindungi perempuan dan anak-anak dalam konflik.
Dilansir dari Al Jazeera, ia juga mengungkapkan bahwa perdagangan sumber daya alam yang melimpah di negara itu membantu memicu kekerasan.
Inovasi Tren Minuman Kekinian, Polaris Gelar Kompetisi Mixologist Pertama di Indonesia
May Day, Partai Buruh Dukung Program Prabowo-Gibran
Selalu Spektakuler, Zendaya Masih Bingung Pakai Gaun Apa di Met Gala 2024
"Bukan hanya pelaku kekerasan yang bertanggung jawab atas kejahatan mereka, tetapi juga mereka yang memalingkan wajah," sambungnya.
Ia menyerukan dana global untuk menyediakan reparasi bagi korban dan sanksi ekonomi dan politik bagi pelaku yang berada di belakang kekerasan itu.