Selasa, 04/12/2018 10:55 WIB
Jakarta - Seorang peneliti Filipina dengan Human Rights Watch yang berbasis di New York, Carlos Conde menilai candaan Presiden Filipina Rodrigo Duterte tentang penggunaan narkoba akan menimbulkan kemarahan para keluarga pelaku narkoba yang dibantainya.
Sebelumnya, Duterte mengatakan dirinya tetap terjaga saat pertemuan Tingkat Tinggi Negara-negara Asia Tenggara ( ASEAN ) di Singapura bulan lalu karena ia menggunakan kanabis (narkoba) untuk menjaga kebugarannya.
"Saya tidak tertidur banyak karena saya mengambil marijuana (sejenis narkoba) untuk tetap terjaga," katanya. "Bagi yang lain, itu tidak mungkin."
Namun sesaat kemudian, Duterte mengklarifikasi pernyataannya tersebut dengan dalih hanya sebuah candaan semata.
May Day, Partai Buruh Dukung Program Prabowo-Gibran
Selalu Spektakuler, Zendaya Masih Bingung Pakai Gaun Apa di Met Gala 2024
Pendapatannya Jauh Beda dengan Taylor Swift, Travis Kelce Disebut Miskin
Meski bermaksud bercanda, namun Conde menilai itu adalah pernyataan yang mengundang emosi keluarga dari 5.000 tersangka pengedar narkoba dan pengguna yang dihukum mati sejak menjabat pada 2016 lalu.
"Ini pasti akan membuat keluarga semakin marah," kata Carlos Conde dilansir Aljazeera.
"Ada keterputusan antara apa yang presiden lakukan dan apa yang dikatakan presiden akan dia lakukan kepada mereka yang menggunakan narkoba," tambahnya.
Selain ucapan tentang narkoba, Duterte juga menjadi sorotan usai mengeluh tentang makanan buruk yang disajikan selama konferensi. Ia bahkan menambahkan, delegasinya selalu membawa daging kornet dan ikan kering yang mereka masak di kamar mereka.
Pada KTT ASEAN bulan lalu di Singapura, Duterte melewatkan beberapa pertemuan lantaran tertidur di kamarnya.