Jet Tempur Arab Saudi Gempur Yaman

Jum'at, 02/11/2018 13:01 WIB

Yaman - Jaringan berita Al-Masirah melaporkan bahwa pesawat koalisi yang dipimpin Arab Saudi membombardir ibu kota Yaman, Sana`a 30 kali pada Jumat  pagi tadi (2/11).

Selain itu, Al-Masirah juga mengatakan, pesawat-pesawat tempur Saudi juga menyerang pangkalan udara dan daerah sekitarnya, sebelah utara Sana`a sepuluh kali.

Koalisi Arab yang dipimpin Saudi telah meningkatkan serangan udara terhadap Yaman Kamis malam dan Jumat pagi sementara Amerika Serikat (AS) menyerukan diakhirinya perang Yaman Rabu malam.

Pejabat tinggi Amerika menyerukan gencatan senjata di Yaman dan menuntut pihak yang bertikai segera menuju ke meja perundingan. Itu disampaikan setelah koalisi militer Saudi-Emirat menugaskan lebih dari 10.000 pasukan baru menuju kota pelabuhan penting menjelang serangan baru.

James Mattis, kepala Pentagon, mengatakan AS telah mengamati konflik cukup lama meyakini bahwa Arab Saudi dan Uni Emirat Arab  yang berada dalam koalisi dukungan AS yang memerangi pemberontak Houthi  siap untuk berunding.

Sementara itu, juru bicara Gerakan Ansarallah Yaman Mohammad Abduslsalam mengatakan, jika AS benar-benar serius dalam mengakhiri konflik di Yaman, maka Gedung Putih terlebih dahulu menghentikan penjualan senjata serta bantuan logistik dan intelijen untuk koalisi pimpinan Saudi.

Arab Saudi dan sejumlah sekutu regionalnya melancarkan kampanye militer yang menghancurkan terhadap Yaman pada Maret 2015, dengan tujuan membawa pemerintahan mantan presiden Abd Rabbuh Mansur Hadi kembali berkuasa dan menghancurkan gerakan Houthi Ansarullah di negara itu.

Sejak Arab Saudi bersama sekutunya melancarkan serangan ke wilayah itu, sudah 16.000 warga Yaman telah tewas dan ribuan lainnya terluka dan cedera. (IRNA)

TERKINI
Berbeda dengan Berkeley, UCLA Tangani Protes Mahasiswa Pro-Palestina dengan Panggil Polisi Parlemen Vietnam Dukung Pengunduran Diri Ketua di Tengah Upaya anti-Suap Protes Kampus Jadi Tantangan Kampanye Terpilihnya Kembali Biden dan Partai Demokrat Korea Selatan Tingkatkan Kewaspadaan Diplomatik dengan Alasan Ancaman Korea Utara