India: Tak Ada Kesepakatan Minyak AS

Selasa, 11/09/2018 09:25 WIB

Tehran - Pemerintah India mengatakan, minyak yang diimpor dari Amerika Serikat (AS) seharusnya tidak dilihat sebagai pengganti minyak Iran. Demikian tulis harian Hindu BusinessLine pada Minggu kemarin.

"Ya, peningkatan impor minyak dari AS dibahas pada dialog 2 + 2 antara kedua negara sebagai bagian dari langkah-langkah untuk memperbaiki defisit perdagangan," kata seorang perjabat Senior India pada harian tersebut.

"Tetapi kami jelas bahwa ini adalah keputusan komersial,  tergantung pada seberapa kompetitif harga minyak dan pada persyaratan kilang kami," sambungnya.

Selain itu, AS sedang berusah untuk meningkatkan infrastruktur untuk mengekspor minyak dan gas, kata pejabat itu, menambahkan bahwa sekali dilakukan lingkup peningkatan impor akan lebih tinggi.

Ketika ditanya apakah peningkatan impor minyak mentah bisa berarti mengganti minyak Iran, pejabat itu mengatakan kepada BusinessLine,"Kami sedang menangani dua masalah secara terpisah dan kedudukan kami telah dikomunikasikan ke AS."

Menurut Vandana Hari, seorang analis pasar minyak yang berbasis di Singapura, "Kebutuhan impor minyak mentah India akan meningkat, dengan peningkatan kapasitas penyulingan dan konsumsi domestik yang tumbuh cepat."

"Minyak mentah AS merupakan opsi tambahan untuk penyuling India. Tapi seorang pengilangan perlu mempertimbangkan kecocokan minyak mentah, dengan mempertimbangkan ongkos dan biaya pengiriman," sambungnya.

Penyuling India seperti Indian Oil Corporation sudah membeli minyak AS. Dari April 2017 hingga Februari 2018, 2,1 juta ton dibeli. Dan dikabarkan dalam jumlah yang masih sangat besar sedang menuju ke negara tersebut.

Sekedar diketahui, pada dialog 2 + 2 baru-baru ini, MEA menyimpulkan sementara waktu India akan mengimpor minyak dari AS dan juga meningkatkan pembelian dari UAE, menghentikan atau secara drastis mengurangi impor dari Iran akan sulit.

India mengatakan kepada As, ketika terbuka untuk membahas sumber alternatif minyak mentah, fokusnya adalah harga karena tingkat yang lebih tinggi dapat menghambat pertumbuhan ekonomi di negara itu dan juga menyebabkan inflasi. (IRNA)

TERKINI
Liverpool Mata-matai Striker Incaran Arsenal Keok dari Frosinone, Salernitana Degradasi ke Serie B Ten Hag Sebut Rashford Perlu Dukungan untuk Bangkit Sepakat! Arne Slot Jadi Pelatih Liverpool Musim Depan