Sabtu, 20/05/2023 09:30 WIB
JAKARTA, Jurnas.com - Presiden Volodymyr Zelenskyy menyatakan, beberapa pemimpin Arab mengabaikan perilaku ilegal Rusia di Ukraina. Pernyataan itu disampaikannya saat menghadiri pertemuan KTT Liga Arab di Jeddah, Jumat (20/5).
Tanpa menyebut nama siapa pun, Zelenskyy mengakui bahwa beberapa peserta KTT memiliki pandangan berbeda tentang perang yang sedang berlangsung di tanah Ukraina.
"Sayangnya, ada beberapa di dunia dan di sini, di antara Anda, yang menutup mata terhadap kurungan (tawanan perang) dan aneksasi ilegal," kata Zelenskyy seperti dikutip dari Russia Today.
"Saya di sini agar semua orang bisa melihat dengan jujur. Tidak peduli seberapa keras Rusia mencoba mempengaruhi (orang lain), kemerdekaan harus tetap ada," sambung dia.
Ukraina Ditekan Negara Lain untuk Hapus Daftar Perusahaan Asal Suku Cadang Senjata Rusia
Ukraina Sebut ?Pasukan Rusia Gunakan Starlink Milik Musk di Wilayah Pendudukan
AS-Rusia Saling Tuding soal Korea Utara dan Rudal Patriot di Ukraina
Tidak seperti banyak negara Barat, negara-negara Arab telah menolak untuk menjatuhkan sanksi terhadap Moskow atas operasi militer yang diluncurkannya di negara tetangga pada Februari 2022.
Negara-negara kaya minyak di Teluk Persia bekerja dengan Moskow melalui OPEC+ untuk memberlakukan pemotongan produksi terkoordinasi, yang memicu kritik dari Washington yang berusaha membatasi ekspor minyak Rusia.
Pada Jumat, Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman mengatakan bahwa Riyadh siap menjadi perantara potensial untuk mencapai perdamaian antara Rusia dan Ukraina.
"Kami menegaskan kembali kesiapan kerajaan untuk melanjutkan upaya mediasi antara Rusia dan Ukraina, dan untuk mendukung semua upaya internasional yang bertujuan menyelesaikan krisis secara politik dengan cara yang berkontribusi untuk mencapai keamanan," kata dia.
Tahun lalu, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA) membantu merundingkan pertukaran tahanan tingkat tinggi antara Kiev dan Moskow.
Pada bulan lalu, Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman juga melakukan percakapan telepon dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, yang konon berlangsung dengan suasana yang ramah dan konstruktif.
Selama percakapan tersebut, kedua pemimpin setuju untuk meningkatkan hubungan antara kedua negara.