Jum'at, 14/04/2023 18:07 WIB
Jakarta, Jurnas.com - Ketua MPR sekaligus Warga Kehormatan Korps Marinir dan Warga Kehormatan Satuan Kapal Selam dari TNI-Angkatan Laut Bambang Soesatyo (Bamsoet) menerima kunjungan silahturahmi Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana TNI Muhammad Ali. Dirinya mendukung peningkatan Alutsista dan kesejahteraan prajurit TNI AL.
"Mengingat posisi Indonesia yang sangat strategis. Misalnya, Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan 17.508 pulau, dan memiliki garis pantai 99.083 km, atau terpanjang ke-2 di dunia setelah Kanada. Indonesia juga memiliki luas laut terbesar ke-6 di dunia setelah Perancis, Amerika Serikat, Australia, Rusia, Inggris," ujar Bamsoet usai menerima KASAL Laksamana TNI Muhammad Ali, di Jakarta, Kamis malam (13/4/23).
Bamsoet menjelaskan, kondisi geografis Indonesia tersebut meniscayakan bahwa bangsa Indonesia sangat membutuhkan armada laut yang kuat. Terdiri dari sumber daya manusia yang profesional, kompeten, dan militan, serta dukungan Alutsista yang tidak hanya memadai secara kuantitas, namun juga siap dioperasionalkan.
"Saat ini, TNI sedang memasuki tahap ketiga penyelesaian minimum essential force (MEF). Hingga tahun ini, MEF yang tercapai baru sekitar 60 persen. Pada tahun 2024, jumlah kekuatan Alutsista MEF masing-masing matra TNI ditargetkan sudah bisa terpenuhi. Antara lain, Matra Darat dengan 723.564 senjata ringan, 1.354 meriam/roket/rudal, 3.738 kendaraan tempur, dan 224 pesawat terbang. Marta Laut dengan 182 unit KRI, 8 kapal selam, 100 pesawat udara, dan 978 kendaraan tempur marinir. Sedangkan Matra Udara dengan 344 pesawat, 32 radar, 72 peluru kendali, dan 64 penangkis serangan udara," jelas Bamsoet.
Gandeng Afwaja Center, Gus Jazil Ingin Santri Sunanul Muhtadin Mudah Kuliah di Mesir
Peresmian Kraton Majapahit Jakarta, Ketua MPR Dukung Prabowo Rangkul Semua Unsur
Pesan HNW Kepada para Hafis: Amalkan AlQuran, Jadi Umat Terbaik, dan Berkontribusi Bangun Negeri
Bamsoet menerangkan, visi Presiden Joko Widodo yang menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia, konsekuensinya TNI Angkatan Laut harus bisa menjaga kedaulatan dan kekayaan laut dari segala bentuk ancaman, agar berbagai potensi laut dapat dimaksimalkan sebesarnya untuk kemakmuran Bangsa Indonesia.
"Agresifitas Tiongkok di sekitar Laut Natuna maupun posisi geografis Indonesia pada jalur ring of fire dunia, merupakan dua hal besar yang harus diwaspadai. Selain itu, TNI AL juga harus bisa mengantisipasi berbagai pelanggaran wilayah oleh kapal-kapal asing yang menyelundupkan Narkoba, illegal fishing, illegal logging, imigran gelap, perompakan, maupun pembajakan," pungkas Bamsoet.