Selasa, 06/12/2022 10:35 WIB
JAKARTA, Jurnas.com - Peretas China telah mencuri bantuan bantuan COVID-19 Amerika Serikat (AS) senilai puluhan juta dolar sejak 2020. Tuduhan itu muncul dari Secret Service, Senin (5/11).
Dikutip dari Reuters, Secret Service menolak untuk memberikan perincian tambahan tetapi mengkonfirmasi sebuah laporan oleh NBC News yang mengatakan tim peretas China yang dilaporkan bertanggung jawab dikenal dalam komunitas riset keamanan sebagai APT41 atau Winnti.
APT41 adalah kelompok penjahat dunia maya yang produktif yang telah melakukan perpaduan antara intrusi dunia maya yang didukung pemerintah dan pembobolan data bermotivasi finansial, menurut para ahli.
Beberapa anggota grup peretas didakwa pada 2019 dan 2020 oleh Departemen Kehakiman AS karena memata-matai lebih dari 100 perusahaan, termasuk perusahaan pengembangan perangkat lunak, penyedia telekomunikasi, perusahaan media sosial, dan pengembang video game.
AS Sebut Tidak akan Terlibat Perang dalam Konflik Bersenjata Iran-Israel
Dwayne Johnson Rahasiakan Pilihannya untuk Pilpres 2024 AS Mendatang
Film Badarawuhi Di Desa Penari Tayang di USA, Ini Harapan Produser Manoj Punjabi
"Sayangnya, Partai Komunis China telah memilih jalan yang berbeda untuk membuat China aman bagi penjahat dunia maya selama mereka menyerang komputer di luar China dan mencuri kekayaan intelektual yang berguna bagi China," kata eks Wakil Jaksa Agung Jeffrey Rosen saat itu.
Kedutaan China di Washington tidak segera menanggapi permintaan komentar.