Sekjen PBB Sebut Konsekuensi Perang Rusia Ukraina Bagi Dunia Semakin Memburuk

Kamis, 09/06/2022 07:59 WIB

JAKARTA, Jurnas.com - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (Sekjen PBB), Antonio Guterres mengatakan, konsekuensi bagi dunia invasi Rusia ke Ukraina semakin memburuk, dengan 1,6 miliar orang kemungkinan akan terpengaruh.

"Dampak perang terhadap ketahanan pangan, energi dan keuangan bersifat sistemik, parah, dan semakin cepat," kata Guterres saat mempresentasikan laporan kedua PBB tentang dampak konflik, dikutip dari AFP.

Ia menambahkan bahwa bagi orang-orang di seluruh dunia, perang mengancam untuk melepaskan gelombang kelaparan dan kemelaratan yang belum pernah terjadi sebelumnya, meninggalkan kekacauan sosial dan ekonomi di belakangnya.

Guterres mengatakan bahwa sementara krisis pangan tahun ini adalah tentang kurangnya akses, tahun depan bisa karena kekurangan makanan. "Hanya ada satu cara untuk menghentikan badai berkumpul ini: Invasi Rusia ke Ukraina harus diakhiri," pintanya dalam pidatonya.

Ia mengatakan telah meminta rekan-rekannya untuk membantu menemukan kesepakatan paket yang memungkinkan ekspor makanan yang diproduksi Ukraina secara aman dan terjamin melalui Laut Hitam, dan akses tanpa hambatan ke pasar global untuk makanan dan pupuk Rusia.

"Kesepakatan ini penting bagi ratusan juta orang di negara berkembang, termasuk di Afrika sub-Sahara," kata Guterres.

Laporan PBB, yang dipimpin oleh diplomat Rebeca Grynspan, mengatakan bahwa diperkirakan 94 negara, rumah bagi sekitar 1,6 miliar orang, sangat terkena setidaknya satu dimensi krisis dan tidak mampu mengatasinya.

"Dari 1,6 miliar, 1,2 miliar atau tiga perempat tinggal di negara-negara `badai sempurna` yang sangat terpapar dan rentan terhadap ketiga dimensi keuangan, makanan, dan energi, secara bersamaan," tambahnya.

Laporan itu mengatakan bahwa perang dapat meningkatkan jumlah orang yang rawan pangan sebesar 47 juta orang pada tahun 2022, sehingga menjadi 323 juta pada akhir tahun.

Diperkirakan hingga 58 juta lebih banyak orang Afrika mungkin jatuh ke dalam kemiskinan tahun ini, dokumen itu menambahkan.

Kemiskinan ekstrem di Timur Tengah dan Afrika Utara dapat meningkat 2,8 juta orang pada 2022, sementara di Asia Selatan 500 juta orang berisiko, menurut laporan itu.

"Upaya nyata harus dilakukan untuk memastikan pasokan penting makanan dan energi mencapai yang paling rentan," kata laporan itu.

TERKINI
Taylor Swift Sedih Tinggalkan Pacar dan Teman-temannya untuk Eras Tour di Eropa Album Beyonce Cowboy Carter Disebut Layak Jadi Album Terbaik Grammy 2025 Ryan Gosling Bikin Aksi Kejutan ala Stuntman The Fall Guy di Universal Studios Dwayne Johnson Senang Jadi Maui Lagi di Moana 2