Rabu, 08/12/2021 21:11 WIB
Sydney, Jurnas.com - Australia dan Inggris menyusul Amerika Serikat dalam deretan negara yang memboikot Olimpiade Musim Dingin di Beijing, di saat negara sekutu lainnya juga mempertimbangkan langkah serupa untuk memprotes pelanggaran HAM China.
AS dipastikan memboikot Olimpiade Beijing yang bakal digelar Februari mendatang, dengan alasan kekejaman hak asasi manusia China.
China membalas dengan mengatakan Washington akan "membayar harga" untuk keputusannya, dan memperingatkan tindakan balasan sebagai tanggapan.
"Akan ada boikot diplomatik secara efektif terhadap Olimpiade Musim Dingin di Beijing, tidak ada menteri yang diharapkan hadir dan tidak ada pejabat," ungkap Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dikutip dari Reuters pada Rabu (8/12).
Pochettino: Keputusan VAR di Menit Akhir Sungguh Menyakitkan
Ratcliffe Temui Mantan Agen Ronaldo jelang Bursa Transfer
Ten Hag Sebut Para Kritikus Lupa Sejarah MU
"Saya tidak berpikir bahwa boikot olahraga masuk akal dan itu tetap menjadi kebijakan pemerintah," tambahnya. Johnson memastikan atlet Inggris masih akan bersaing.
Sementara itu, Perdana Menteri Australia Scott Morrison menyebut keputusan boikot dilakukan untuk memperjuangkan pembukaan kembali saluran diplomatik dengan China, guna membahas dugaan pelanggaran hak asasi manusia di Xinjiang, dan langkah Beijing melawan impor Australia.
Mengumumkan rencana tersebut, Morrison mengatakan Beijing belum menanggapi beberapa masalah yang diangkat oleh Canberra, termasuk tuduhan pelanggaran HAM.
"Jadi tidak mengherankan karena itu pejabat pemerintah Australia tidak akan pergi ke China untuk Olimpiade itu," kata Morrison kepada wartawan di Sydney. Namun atlet Australia akan hadir.