Para lulusan tidak usah khawatir karena ijazah UT tetap dapat digunakan untuk melamar pekerjaan hingga memproses kenaikan pangkat.
Universitas Terbuka (UT) menggelar wisuda untu 21 pekerja migran Indonesia (PMI) yang bekerja di Taiwan. Prosesi wisuda berlangsung pada Minggu (13/12) pagi.
Universitas Terbuka (UT) berhasil merampungkan kendala ujian akhir semester (UAS) daring dengan metode Take Home Exam (THE), yang sempat mengalami kendala pada hari pertama pelaksanaan.
Rektor Universitas Terbuka, Prof. Ojat Darojat menjamin pihaknya akan memberikan hari pengganti ujian, bagi mahasiswa yang memperoleh hambatan mengakses aplikasi THE selama UAS.
Rektor Universitas Terbuka (UT) Ojat Darojat optimistis para lulusan UT akan lolos dalam seleksi pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK).
Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo yang hadir memberikan sambutan menyampaikan apresiasi terhadap Universitas Terbuka, karena mampu menghasilkan lulusan yang berkualitas, berdaya saing, dan relevan.
Hal ini, menurut Ojat, memberikan tiga makna bagi Universitas Terbuka. Pertama, mencerminkan kurikulum yang dikembangkan UT sudah semakin baik.
Fenomena ini disambut positif oleh Universitas Terbuka (UT), sebagai perguruan tinggi pionir yang sudah melaksanakan pembelajaran jarak jauh (PJJ) selama 36 tahun terakhir.
Universitas Terbuka (UT) akan mengajukan status menjadi Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH) kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Universitas Terbuka sedang mematangkan program magang bagi mahasiswa, dalam rangka mengimplementasikan kebijakan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud).