Serangana itu tidak dapat diterima, merusak dan bertentangan dengan perjanjian antara Baghdad dan Washington.
Salih yang menyerahkan pengunduran dirinya ke Dewan Perwakilan Irak pada Kamis (27/12) mengaku lebih memilih mengundurkan daripada memilih perdana menteri baru yang ditolak para pengunjuk rasa.
Presiden Irak Barham Salih menolak untuk melantik perdana menteri yang diusung oleh blok parlemen dan didukung Iran, Asaas al-Eidani.
Dia telah memberikan tugas untuk membentuk pemerintah bagi kandidat independen Syiah Adil Abdul-Mahdi.