Sabtu, 20/04/2024 20:47 WIB

Haris Azhar Anggap Tantangan Kubu Abdul Halim Wujud Kepanikan

Menurut Haris, itu hanyalah wujud kepanikan akibat kebenaran yang sedikit demi sedikit mulai terkuak, dimulai dari hasil investigasi internal yang telah diungkapkan BPN.

Illustrasi Foto: Antara

Jakarta, Jurnas.com - Kuasa Hukum Benny Tabalujan, Haris Azhar menanggapi santai tantangan kubu Abdul Halim terkait sengketa tanah 7,7 hektar di Cakung Barat, Jakarta Timur.

Menurut Haris, itu hanyalah wujud kepanikan akibat kebenaran yang sedikit demi sedikit mulai terkuak, dimulai dari hasil investigasi internal yang telah diungkapkan BPN.

“Sudah jelas kok. Ada putusan MA yang inkracht menyatakan SHGB PT Salve milik keluarga Tabalujan. Sudah ada vonis BPN yang menghukum 10 oknum karena menyalahi aturan, mulai dari membatalkan SHGB PT Salve, menerbitkan SHM Abdul Halim hanya dalam tempo sehari dengan melanggar prosedur, hingga tanah Abdul Halim yang secara ajaib membesar jadi 7,7 hektar, padahal dia ngakunya punya 5 hektar,” kata Haris di Jakarta, Selasa (24/11).

Haris mengatakan bahwa sosok yang selama ini dikenal kerap melakukan advokasi tanah adat rakyat tersebut mengajak kubu Abdul Halim menggunakan logika yang lurus.

Menurutnya, dari sisi kronologisnya saja sudah kasat mata. Dimana, keluarga Tabalujan memiliki tanah itu sejak 1975 dan statusnya sudah SHM. Kemudian pada 2011, tanah diturunkan haknya ke HGB lalu diimbrengkan ke PT Salve untuk kepentingan bisnis.

"Abdul Halim ini mendadak muncul pada 2018 mengajukan gugatan berdasarkan AJB. Ini kita bukan ngomongin tanah 100 atau 200 meter loh ya. Tanah itu, kalau dihitung-hitung NJOP-nya saja saat ini di atas 500 miliar. Wajar ga kalau kabarnya dia bilang itu dapat hibah? Kalaupun beli, umur Abdul Halim saat itu masih 25 tahun, uang dari mana dia untuk membeli tanah itu? Saya malah menduga mungkin Abdul Halim sendiri tidak tahu nilainya segitu.” ucapnya

Haris pun mengatakan bahwa Abdul hanya dijadikan boneka. Dimana, Abdul hanya di pake oleh `sang dalang` untuk meraih simpati masyarakat

“Makanya saya bilang, dia itu jadi boneka, jadi wayang saja. Kalau kata Metallica, ada lagi master of puppet-nya. Tuan si bonekanya ada. Abdul Halim dipakai ‘sang dalang’ untuk meraih simpati masyarakat. Dia diprofilkan sebagai orang tua miskin yang tanahnya direbut mafia tanah. Andalan mereka cuma nuduh Benny mafia tanah yang menzalimi Abdul Halim, termasuk dengan menggunakan buzzer, ” tegas Haris.

Dalam wawancara dengan media, pihak BPN menyebutkan status tanah yang masih dalam sengketa tersebut saat ini kini sudah berpindah tangan.

"Perubahan kepemilikan itu tercatat di kantor Pertanahan Jakarta Timur pada Juli 2O20," ucap Sunraizal, Inspektur Jenderal BPN.

Tercatat nama seorang pengusaha di bidang pelayaran sebagai pemilik baru lahan itu.
Sebelumnya, kubu Abdul Halim melalui kuasa hukumnya, Hendra, menantang Haris Azhar untuk menghadirkan kliennya dan berpikir secara logika.

Hendra mengatakan kliennya, Abdul Halim adalah seorang kakek yang cuma memiliki satu bidang tanah. Sedangkan Benny Tabalujan, kata Hendra, punya tanah di mana-mana.

“Abdul Halim, yang cuma punya satu bidang tanah, dimakan oleh Benny Tabalujan. Pakai logika saja," tambah Hendra.

KEYWORD :

BPN Haris Azhar




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :