Rabu, 24/04/2024 11:49 WIB

Soal Vaskin COVID-19, Presiden Rodrigo Duterte: Kami Tidak akan Ngemis

Filipina minggu lalu mencabut larangan perjalanan asing yang tidak penting oleh orang Filipina.

Presiden Filipina, Rodrigo Duterte menunjukkan dokumen selama konferensi pers di Istana Malacanang di Manila pada 19 November 2019. (Foto: AFP)

Manila, Jurnas.com - Presiden Filipina, Rodrigo Duterte mengatakan lebih memilih kesepakatan antar pemerintah untuk pembelian vaksin COVID-19 guna mencegah risiko korupsi, menambahkan bahwa Manila tidak akan meminta akses vaksin kepada negara lain.

Filipina, dengan lebih dari 108 juta penduduknya dan di antara jumlah infeksi COVID-19 tertinggi di Asia, dianggap sebagai lokasi yang cocok untuk uji klinis dan pasar yang besar bagi produsen vaksin global.

"Izinkan saya memberi tahu semua orang bahwa kami tidak akan mengemis, kami akan membayar," kata Duterte dalam pidato mingguan di televisi pada Selasa (27/10).

"Kepada pemerintah China, Anda tidak perlu mencari mitra, kami bisa membuatnya antar pemerintah," sambungnya.

Pemimpin Filipina itu kemudian mengatakan bahwa sementara China dan Rusia tampak unggul dalam perlombaan vaksin, negara mana pun yang mengajukan tawaran terbaik dapat dipilih.

Bioteknologi Sinovac China dapat memulai uji coba tahap akhir vaksinnya di Filipina paling cepat bulan depan, dengan badan obat mengevaluasi penerapannya.

Otoritas Filipina juga mengevaluasi vaksin COVID-19 dari Gamaleya Research Institute Rusia dan Janssen Johnson & Johnson untuk uji coba tahap akhir dan dalam pembicaraan dengan pembuat obat Pfizer Inc dan Moderna Inc sebagai pemasok potensial.

Vaxine Pty Ltd Australia juga telah menyatakan minatnya untuk mengadakan uji klinis.

Filipina awalnya telah mengalokasikan US$ 400 juta untuk membeli 40 juta dosis bagi 20 juta orang Filipina, sebagai bagian dari rencana Duterte untuk menyuntik seluruh penduduk.

Dengan 371.630 kasus COVID-19 yang dikonfirmasi dan 7.039 kematian, Filipina memiliki jumlah infeksi dan kematian tertinggi kedua di Asia Tenggara di belakang Indonesia.

Duterte juga memperpanjang pembatasan di ibu kota, hotspot COVID-19 negara itu, satu bulan lagi hingga akhir November. Sekolah tetap tutup sementara jarak sosial diberlakukan di tempat umum dan transportasi massal.

Filipina minggu lalu mencabut larangan perjalanan asing yang tidak penting oleh orang Filipina.

Wisatawan ke negara lain diharuskan menunjukkan tiket pulang-pergi yang dikonfirmasi, asuransi perjalanan dan kesehatan, pernyataan yang mengakui risiko perjalanan dan penundaan perjalanan, dan tes medis dalam waktu 24 jam setelah keberangkatan yang membebaskan mereka dari COVID-19. (CNA)

KEYWORD :

Corona Filipina Vaksin COVID-19 Rodrigo Duterte




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :