Kamis, 25/04/2024 14:03 WIB

Unicef: 2,4 Juta Anak Yaman Terancam Kelaparan

jumlah anak-anak yang menderita kekurangan gizi di Yaman akan meningkat menjadi 2,4 juta pada akhir tahun ini

Seorang anak diinokulasi terhadap campak di sebuah klinik. Foto milik UNICEF

Jakarta, Jurnas.com - Dana Anak-anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) mengumumkan bahwa jumlah anak-anak yang menderita kekurangan gizi di Yaman akan meningkat menjadi 2,4 juta pada akhir tahun ini, karena kekurangan dana bantuan kemanusiaan yang parah.

Sebuah laporan UNICEF telah memperingatkan peningkatan 20 persen dalam jumlah anak kurang gizi di bawah usia lima tahun, yang hampir setengah dari jumlah anak-anak dari kelompok usia itu.

“Jika kita tidak menerima dana mendesak, anak-anak akan berada di tepi kelaparan dan banyak yang akan mati,” ungkap Sara Beysolow Nyanti, perwakilan UNICEF di Yaman dilansir Middleeast, Minggu (28/06).

PBB telah menyatakan bahwa ia tidak memiliki cukup dana untuk mempertahankan aliran bantuan. Konferensi donor mengumpulkan setengah dari dana yang diperlukan bulan ini. Namun, program bantuan yang memengaruhi jutaan orang akan ditangguhkan dalam beberapa minggu mendatang.

UNICEF mencari $ 461 juta untuk operasi kemanusiaan, hanya 39 persen yang saat ini didanai, dan $ 53 juta untuk mendukung pencegahan terhadap COVID-19, hanya sepuluh persen yang didanai. Program sanitasi, imunisasi, dan gizi buruk beresiko ditutup.

Sistem kesehatan Yaman berada di ambang kehancuran, tetapi terus berlanjut berkat bantuan. Kolera, malaria dan demam berdarah telah menyebar di antara populasi yang kekurangan gizi bahkan sebelum pecahnya coronavirus.

UNICEF melaporkan bahwa sekitar 7,8 juta anak tidak lagi bersekolah, yang memaparkan mereka pada risiko pekerja anak, perekrutan ke dalam kelompok bersenjata dan dipaksa menikah dengan anak.

“UNICEF sebelumnya telah menyatakan dan menegaskan kembali bahwa Yaman adalah tempat terburuk di dunia untuk anak-anak, dan bahwa situasinya tidak membaik,” Nyanti menegaskan.

KEYWORD :

Lembaga Unicef Krisis Kelaparan




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :