Sabtu, 27/04/2024 02:17 WIB

Kemoterapi Bikin Kulit Kering? Begini Solusinya

Proses kemoterapi dalam pengobatan kanker kerap kali menyisakan masalah baru, yakni kulit kering dan pecah. Tentu saja, hal ini membuat sebagian perempuan khususnya pasien dan penyintas kanker payudara tidak percaya diri.

Spesialis Kulit dan Kelamin RS Kanker Dharmais Jakarta dr. Danang Tri Wahyudi, SpKK, FINSDV, FAADV

Jakarta, Jurnas.com - Proses kemoterapi dalam pengobatan kanker kerap kali menyisakan masalah baru, yakni kulit kering dan pecah. Tentu saja, hal ini membuat sebagian perempuan khususnya pasien dan penyintas kanker payudara tidak percaya diri.

Kepala SMF Kulit dan Kelamin Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta, dr. Danang Tri Wahyudi, SpKK, FINSDV, FAADV mengatakan hal itu wajar mengingat kemoterapi dapat mengurangi produksi minyak di kulit.

"Sehingga menurunkan kadar natural moisturizing factor, sebagai akibatnya kulit menjadi lebih kering," terang Danang dalam kegiatan `Serial Webinar Kanker Payudara: Perawatan Kulit bagi Pasien Kanker Payudara` yang dilaksanakan Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI) bekerja sama dengan para dokter RS Kanker Dharmais Jakarta.

Kulit kering tidak boleh diabaikan, menurut dr. Danang. Spesialis yang juga menjabat sebagai Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (Perdoski) Cabang Jakarta ini menyebut kulit kering bisa memicu terganggunya pertahanan tubuh. Inilah yang kemudian menimbulkan rasa gatal.

Beberapa obat kemoterapi seperti capecitabine (Xeloda®), fluorouracil (5-FU), liposomal doxorubicin (Doxil®), doxorubicin (Adriamycin®), cytarabine (Ara-c®), sunitinib (Sutent®) dan sorafenib (Nexavar®) dapat menyebabkan reaksi di kulit. Salah satu di antaranya sindrom kaki dan tangan (hand and foot syndrome/HFS).

Lalu apa solusinya?

Danang menyarankan penyintas untuk menggunakan pelembab dalam bentuk krim atau lotion, yang pekat dapat membantu mengatasi kulit kering. Sementara untuk HFS, bisa menggunakan pelembab untuk kulit yang sangat kering atau pecah-pecah.

"Pelembab dapat digunakan tebal pada malam hari dan dibungkus dengan kaos kaki," ujar alumnus fakultas kedokteran Universitas Indonesia tersebut.

Penyintas juga disarankan menghindari mandi dengan waktu yang lama, atau menggunakan air panas saat mandi. Menggunakan sabun dengan pelembab, dan fregrance free dengan pH tidak basa juga dianjurkan.

"Gunakan pelembab segera setelah mandi untuk menjaga kulit tetap terhidrasi dengan baik," papar dia.

Dalam kesempatan ini, Ketua Umum YKPI Linda Agum Gumelar yang juga penyintas kanker payudara menekankan agar seluruh peserta webinar seri ketiga ini, khususnya para penyintas kanker payudara tetap menjaga kesehatan.

Tema kulit pada webinar kali ini, menurut Linda sangat penting bagi pasien dan penyintas kanker payudara yang kerap kali memiliki masalah yang sama.

"Perawatan kulit sangat penting dan tidak bisa diabaikan. Kemudian, hati-hati memilih skin care karena kulit penyintas itu sensitif. Jangan gunakan pemutih di dalamnya mengandung Hydroquinone," tandas Linda.

KEYWORD :

Kulit Kering Kemoterapi Kanker Payudara YKPI




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :