Selasa, 23/04/2024 16:45 WIB

Sekitar 225 Orang Tewas Saat Protes Kenaikan Bensin di Iran

Para pejabat berulang kali membantah jumlah korban tewas yang dipublikasina media asing dan kelompok-kelompok hak asasi manusia.

Komplotan bertopeng membakar konsulat Iran di Najaf pada 27 November 2019 (Foto: AFP)

Teheran, Jurnas.com - Menteri Dalam Negeri Iran, Abdolreza Rahmani Fazli memperkirakan lebih 225 orang tewas dalam protes November yang dipicu kenaikan harga bensin.

Pejabat di Iran belum mengeluarkan angka kematian keseluruhan untuk kerusuhan itu, sementara kelompok hak asasi manusia yang berbasis di London, Amnesty International memperkiran jumlanya lebih dari 300.

Protes meletus pada 15 November di Teheran dan dengan cepat menyebar ke setidaknya 40 kota besar dan kecil, dengan pompa bensin dibakar, kantor polisi menyerang dan menjarah toko-toko, sebelum dijatuhkan oleh pasukan keamanan di tengah pemadaman internet yang hampir total.

Para pejabat berulang kali membantah jumlah korban tewas yang dipublikasina media asing dan kelompok-kelompok hak asasi manusia dan menerima tanggung jawab untuk melaporkannya di antara badan-badan negara yang berbeda.

"Hal-hal menyedihkan terjadi. Sekitar 40 atau 45 orang, artinya sekitar 20% dari mereka yang tewas, ditembak dengan senjata non-standar dan mati syahid," kata Fazli seperti dilaporkan kantor berita ISNA, Minggu (31/5).

"Tidak ada konfrontasi bersenjata dengan orang-orang yang terjadi ... tetapi ketika mereka menyerang kantor polisi, mereka harus dikonfrontasi," sambungnya..

Kegagalannya mengindikasikan bahwa, menurut pemerintah, antara 200 dan 225 orang terbunuh dalam kekerasan. Menurut Amnesty, setidaknya 304 pria, wanita dan anak-anak terbunuh dalam kerusuhan itu.

Iran telah memilih kaum royalis di pengasingan dan Mujahidin Rakyat Iran (MEK), sebuah mantan kelompok pemberontak di pengasingan yang dianggap sebagai pemuja "teroris".

Menteri Fazli mengatakan kenaikan harga bensin telah hanya alasan untuk menciptakan kekacauan karena musuh menginginkan perang saudara di Iran.

Ia juga membela pemadaman internet, dengan mengatakan bahwa MEK, monarkis, dan kelompok Islamic State Iraq and Syaria (ISIS/Daesh) memberikan pelatihan militer melalui internet. (Arab News)

KEYWORD :

Harga Bensin Demonstran Tewas




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :