Rabu, 17/04/2024 03:21 WIB

Kementan: Impor Sayur Terbesar Kita Hanya Bawang Putih dan Kentang

Bawang terpaksa diimpor karena pasokan dalam negeri belum mencukupi kebutuhan masyarakat

Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyantot. (Foto: Humas Horti)

Jakarta, Jurnas.com - Direktur Jenderal Hortikultura, Kemeterian Pertanian (Kementan), Prihasto Setyanto memastikan, persediaan sayur untuk kebutuhan masyarakat selama pandemi virus corona masih dalam posisi melimpah.

"Kalau ada pengamat yang cerita impor sayuran kita meningkat di tahun 2019, mungkin bisa dilihat lagi dari data BPS. Impor terbesar kita hanya terjadi pada bawang putih dan kentang industri," kata Prihasto dalam keterangan tertulisnya diterima jurnas.com, Jumat (29/5).

Prohasto menjelaskan, bawang terpaksa diimpor karena pasokan dalam negeri belum mencukupi kebutuhan masyarakat. Terlebih bawang putih hanya tumbuh optimal di daerah subtropis seperti China.

Meski demikian, Prihasto memastikan bahwa produksi bawang putih secara nasional naik dari 49 ribu ton menjadi 88 ribu ton. Walaupun jumlahnya masih belum mencukupi kebutuhan nasional yang mencapai 580 ribu ton per tahun.

"Begitu juga dengan kentang industri, yang berbeda dengan jenis kentang sayur. Jenis Granola kita malah sudah bisa ekspor. Jadi impor sayuran hanya pada komoditas sayur yang produksi kita masih rendah," katanya.

Sementata itu, Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan, Kuntoro Boga Andri menambahkan bahwa kondisi neraca perdagangan pertanian menurut data BPS saat ini dalam kondisi positif.

Walau begitu, impor dan ekspor adalah hal yang biasa karena dalam perdagangan internasional setiap negara memiliki keunggulan komparatif dan kondisi agroekologi iklim yang spesifik.

"Yang harus kita jaga adalah, neraca dagangnya menguntungkan bagi kita," katanya.

Untuk diketahui, perbandingan neraca perdagangan Indonesia dan China bisa dilihat dari nilai ekspor Indonesia tahun 2019 yang mencapai 3,89 Milyar USD dan impor senilai USD2,02 milliar.

Ini artinya neraca Indonesia di tahun 2019 surplus USD1,87 miliar dari China. Sementara di periode Januari-Maret 2020, Indonesia sudah surplus USD164 juta dari China untuk komoditas pertanian.

Adapun untuk volume tahun 2019 mencapai 5,762,987 ton atau naik sebesar 49.86% dibanding 2018. Khusus sektor hortikultura neracanya tumbuh sebesar 8,25 persen. Produksi aneka sayuran 2019 juga naik yang mencapai 13,4 juta ton atau naik 2,67% dari sebelumnya.

"Kami sepakat dengan inovasi dan upaya pemenuhan kebutuhan nasional, serta penting dilakukan simultan," ujar Boga.

"Makanya saat ini pemerintah terus memacu sentra-sentra produksi baru berbasis keunggulan wilayah, agar produk pertanian mampu berkembang, menguntungkan petani dan memenuhi sendiri kebutuhan nasional, serta mengurangi ketergantungan impor," tegasnya.

KEYWORD :

Kinerja Menteri Pertanian Prihasto Setyanto Impor Sayuran




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :