Jum'at, 19/04/2024 07:21 WIB

Presiden Macron: Karantina Sosial Dibuka Meski Kehidupan Belum Normal

Macron mengatakan bahwa beberapa langkah sulit masih akan berlaku setelah 11 Mei ketika Prancis mengakhiri karantina sosial yang diberlakukan pada pertengahan Maret 2020.

Presiden Prancis, Emmanuel Macron ikut serta dalam upacara tradisional Lily of the valley di istana Elysee, Paris, pada 1 Mei 2020. (Fot: AFP)

Washington, Jurnas.com - Presiden Prancis, Emmanuel Macron mengatakan, kehidupan normal masih jauh bahkan ketika ngara itu akan mengakhiri penguncian selama berminggu-minggu atas pandemi virus corona yang baru (COVID-19).

Macron mengatakan bahwa beberapa langkah sulit masih akan berlaku setelah 11 Mei ketika Prancis mengakhiri karantina sosial yang diberlakukan pada pertengahan Maret 2020.

"Pada 11 Mei tidak akan menjadi jalan menuju kehidupan normal. Akan ada pemulihan yang perlu direorganisasi ... Akan ada beberapa fase dan 11 Mei akan menjadi salah satunya," Kata Macron dalam sebuah pidato di istana presiden pada Jumat (1/5).

Prancis memperingati salah satu Hari Buruh paling tenang yang pernah ada dengan hanya protes kecil yang dilaporkan di ibukota Paris di mana polisi anti huru hara bentrok dengan segelintir demonstran.

Demonstran mengindahkan seruan oleh serikat dan pemimpin oposisi untuk menggedor panci dan membentangkan spanduk di balkon mereka untuk memperingati Hari Buruh.

Macron menyambut peringatan Hari Buruh, yang biasanya menarik puluhan ribu pekerja dan pengunjuk rasa lainnya ke jalan-jalan setiap tahun, mengatakan Prancis membutuhkan solidaritas dan persatuan dalam masa-masa sulit saat ini.

Pemimpin oposisi, Marine Le Pen, mengatakan, karantina sosial itu tidak akan mengakhiri tuntutan untuk perubahan, terutama dalam cara pemerintah berusaha menahan pandemi.

"Akhir yang sukses dari kuncian adalah dengan tes untuk semua orang, topeng untuk semua orang dan saya menentang sekolah yang dibuka sebelum September," kata Le Pen, yang pergi ke pusat kota Paris untuk menghadiri upacara tradisional pada 1 Mei.

Sementara itu, para ahli masih meragukan keputusan pemerintah untuk mengizinkan sekolah dibuka kembali setelah 11 Mei. Saat ini, COVID-19 sudah menewaskan 24.000 orang di Perancis, salah satu korban tertinggi di Eropa dan di dunia. (Press TV)

KEYWORD :

Virus Corona Emmanuel Macron Karantina Sosial




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :