Sabtu, 20/04/2024 17:49 WIB

Kisah Sukses Petani Milenial asal Pinrang Manfaatkan Alsintan

Pemuda asal Pinrang, Sulawesi Selatan ini memulai bisnis di bidang pertanian setelah mengikuti Program Magang Jepang yang difasilitasi Kementerian Pertanian (Kementan) pada 2012

Bahtiar, petani milenial dari Pinrang, Sulawesi Selatan. (Foto: Ist)

Jakarta, Jurnas.com - Di tengah kemajuan informasi dan teknologi, sudah banyak dari kalangan petani milenial yang menjadi pengusaha sukses di sekor pertanian. Salah satunya adalah Bahtiar.

Pria asal Pinrang, Sulawesi Selatan itu memulai bisnis di bidang pertanian setelah mengikuti Program Magang Jepang yang difasilitasi Kementerian Pertanian (Kementan) pada 2012.

Setelah kembalinya dari Jepang, Bahtiar memulai usaha di bidang pertanian dengan komoditas padi, jagung dan beternak sapi sekaligus mendirikan Pusat Pelatihan Pertanian Perdesaan Swadaya (P4S) Alam Indah.

Awal kesuksesan Bahtiar dimulai ketika kelompok tani (poktan) tempat dia bernaung mendapat bantuan alat panen padi, combine harvester.

"Alhamdulillah, alat ini dikelola secara profesional bersama anggota kelompok tani lainnya. Karena prospeknya yang bagus, maka saya memberanikan diri untuk membeli 1 unit combine harvester yang besar," terang Bahtiar.

"Dari hasil keuntungan combine, digunakan kembali untuk menambah armada 1 unit combine harvester, sehingga saat ini memiliki tiga armada, 1 unit milik kelompok dan 2 unit milik pribadi," sambungnya.

Dari tiga unit combine yang beroperasi saat ini, Bahtiar telah mempekerjakan 21 karyawan. "Satu unit combine harvester rata-rata menghasilkan 45 juta per bulan dengan keuntungan bersih 30 Juta/unit," ungkap Bahtiar.

Lebih lanjut diutarakan Bahtiar, rata-rata combine harvester miliknya beroperasi normal selama 7 bulan dalam 1 tahun. Termasuk 2 unit combine harvester yang dimilikinya secara pribadi selalu beroperasi full time dari satu daerah ke daerah lainnya yang sedang panen.

"Satu hal yang patut kita syukuri adalah panen hampir sepanjang tahun di Sulsel, sehingga alat bisa beroperasi secara maksimal, apalagi di masa COVID-19 ini, pertanian sangat terbantu dengan adanya alat mesin pertanian," ujar Bahtiar.

Tidak hanya itu, Bahtiar juga melebarkan sayap bisnisnya dengan membangun peternakan ayam petelur. "Alhamdulillah sudah mulai berproduksi. Pada awalnya membeli bibit muda sebanyak 2.000 ekor dengan harga 57.000 per ekor. Kandang ini dikelola oleh 2 orang karyawan," lanjut Bahtiar.

Ia berharap semoga semakin banyak generasi muda yang terjun ke bidang pertanian. "Pertanian itu sangat menjanjikan, dan ke depan, siapa yang menguasai pertanian, maka dialah yang akan menguasai dunia," pungkasnya.

Inilah salah satu yang terus didengung-dengungkan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo untuk terus mendorong generasi milenial dalam membangung pertanian ke depannya. 

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian (Kementan), Dedi Nursyamsi mengatakan keberadaan para petani milenial sangat diperlukan untuk menjadi pelopor sekaligus membuat jejaring usaha pertanian.

"Mereka diharapkan mampu menarik minat generasi milenial menekuni usaha di bidang pertanian. Apalagi, sudah banyak petani milenial yang kini telah menjadi pengusaha sektor pertanian dan mengembangkan usahanya dari hulu hingga hilir," ujarnya

KEYWORD :

Alat Mesin Pertanian Petani Milenial Dedi Nursyamsi




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :