Sabtu, 27/04/2024 01:30 WIB

Iran Alokasikan 20 Persen Anggaran Negara Tangani Corona

Jumlah kematian di Iran akibat virus corona naik menjadi 2.517

Presiden Iran, Hassan Rouhani berpidato di pertemuan para gubernur dan kepala pemerintah provinsi di Teheran pada 27 Januari 2020. (Foto: president.ir)

Jakarta, Jurnas.com - Presiden Iran, Hassan Rouhani menyebutkan bahwa Iran akan mengalokasikan 20 persen dari anggaran negara tahunannya untuk memerangi wabah virus corona, di mana negaranya menjadi salah satu yang paling parah di dunia.

"Kami berada dalam kondisi yang sulit, dalam kondisi sanksi tetapi kami telah mengalokasikan 20 persen dari anggaran kami tahun ini untuk corona, dan ini mungkin mengejutkan bagi dunia dari suatu negara di bawah sanksi," kata Rouhani dilansir middleeast, Senin (30/03).

Jumlah kematian di Iran akibat virus corona naik menjadi 2.517 pada hari Sabtu, dengan 139 kematian dalam 24 jam terakhir, ketika kasus naik 3.076 menjadi 35.408 jiwa.

Meski keluar dari pasar modal internasional dan menghadapi pukulan keuangan dengan jatuhnya harga minyak yang datang di atas sanksi AS, Iran sedang berjuang untuk melindungi ekonominya dari pandemi virus corona.

Rouhani meyakinkan publik bahwa negara itu memiliki sistem perawatan kesehatan yang kuat yang mampu mengatasi jika ada perkembangan penyakit yang cepat. Asuransi kesehatan negara akan menanggung 90% dari biaya pasien terkait coronavirus.

"Alokasi anggaran, yang berjumlah sekitar 1.000 triliun real, akan mencakup hibah dan pinjaman berbunga rendah kepada mereka yang terkena dampak COVID-19," kata Rouhani.

Jumlah yang dialokasikan bernilai sekitar $ 6,3 miliar pada nilai tukar pasar bebas real sekitar 160.000 real per dolar. Tetapi pemerintah dapat memutuskan untuk mengalokasikan sebagian dana pada tingkat resmi 42.000 yang digunakan untuk mensubsidi makanan dan obat-obatan

Pada hari Kamis, Rouhani mengatakan pemerintah sedang mencari persetujuan untuk menarik $ 1 miliar dari dana kekayaan negara Iran untuk memerangi virus corona.

"Menyadap dana berdaulat membutuhkan persetujuan dari Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei, yang memiliki suara terakhir tentang semua masalah negara," ujarnya.

Ketegangan meningkat antara Iran dan Amerika Serikat sejak 2018, ketika Presiden AS Donald Trump keluar dari kesepakatan nuklir Teheran 2015 dengan kekuatan dunia dan menerapkan kembali sanksi yang telah melumpuhkan ekonomi Iran.

Otoritas Iran, menyalahkan sanksi AS karena menghambat upaya Teheran untuk menghentikan wabah, telah mendesak negara-negara lain dan PBB untuk menyerukan Washington agar mencabut sanksi tersebut. Washington telah menolak pelonggaran sanksi.

KEYWORD :

Virus Corona Pemerintah Iran




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :