Sabtu, 27/04/2024 03:56 WIB

Iran Klaim Mampu Kembangkan Uranium Dalam Jumlah Tak Terbatas

negara berjuluk Negeri Para Mullah itu dapat memperkaya uranium dalam persentase berapa pun.

Teknisi Iran bekerja di fasilitas konversi uranium di pusat kota Isfahan. (Foto: AP)

Jakarta, Jurnas.com - Badan nuklir Iran mengatakan bahwa negara berjuluk Negeri Para Mullah itu dapat memperkaya uranium dalam persentase berapa pun.

"Pada saat ini, jika (otoritas Iran) membuat keputusan, Organisasi Energi Atom, sebagai pelaksana, akan dapat memperkaya uranium dalam persentase berapa pun," laporan tersebut mengutip Ali Asghar Zarean, wakil kepala badan nuklir, dilansir Kurdistan24.

Pernyataan tegas itu muncul setelah Teheran melangkah mengurangi kepatuhannya dengan kesepakatan nuklir 2015 antara negara itu dan kekuatan dunia dalam menanggapi penarikan AS dari perjanjian dan sanksi hukuman berturut-turut terhadap ekonomi Iran.

Menteri luar negeri Iran Javad Zarif mengatakan pada awal Januari, sebagai langkah terakhir berdasarkan paragraf 36 JCPOA, tidak akan ada lagi pembatasan pada jumlah memperkaya uranium.

Dia menegaskan ini diizinkan berdasarkan kesepakatan nuklir secara resmi disebut Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA) dan semua lima langkah yang telah diambil untuk mengurangi komitmennya.

Para penandatangan kesepakatan Eropa - Inggris, Perancis, dan Jerman - kembali memberi kecaman pada pertengahan Januari untuk pelanggaran Iran, sebuah langkah yang dapat mengarah pada pengenaan kembali sanksi PBB terhadap negara tersebut

Zarif dilaporkan telah mengancam bahwa Teheran akan meninggalkan Perjanjian Non-Proliferasi (NPT) jika berkas nuklirnya sampai ke Dewan Keamanan PBB.

Ketegangan Iran-AS melonjak pada awal Januari setelah pembunuhan AS atas jenderal Iran Qasim Soleimani, ini terjadi setelah serangan berulang-ulang terhadap pasukan Amerika dan pasukan koalisi, yang dituduh Washington dan Iran sebagai proksi Irak yang telah dilakukan. Salah satu serangan seperti itu menewaskan seorang kontraktor sipil Irak-Amerika di sebuah pangkalan udara Irak.

Iran membalas pembunuhan Soleimani dengan meluncurkan lebih dari selusin rudal balistik di pangkalan udara di Irak dan Wilayah Kurdistan yang menampung AS dan pasukan koalisi. Serangan itu mengakibatkan 34 tentara AS mengalami geger otak.

Sebelumnya, sistem pertahanan rudal Iran secara keliru menembak jatuh sebuah pesawat Ukraina yang menewaskan semua 176 orang di dalamnya. Ini memicu protes anti-pemerintah di banyak kota di seluruh negeri. Dalam putaran demonstrasi sebelumnya pada akhir 2019, pasukan keamanan dilaporkan membunuh hingga 1.500 orang.

Menyusul serangan 7 Januari di Teheran, beberapa roket juga tampaknya telah menargetkan kedutaan AS di Baghdad, sebuah fasilitas yang diserang oleh gerombolan milisi yang didukung Iran dari Pasukan Mobilisasi Populer (PMF) pada akhir Desember.

KEYWORD :

Sanksi Amerika Serikat Jumlah Uranium Pemerintah Iran




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :