Jum'at, 19/04/2024 12:38 WIB

KPAI Turun Pengawasan Langsung di Area Demonstrasi

KPAI melakukan pengawasan langsung ke beberapa stasiun di Jakarta yang menjadi titik turun para pelajar tersebut.

Pelajar melempari polisi dengan batu saat melakukan aksi unjuk rasa di kawasan Pejompongan, Jakarta, Rabu (25/9/2019). (Foto: Antara Foto/Indrianto Eko Suwarso

Jakarta, Jurnas.com - Semalam, Senin (30/9) Komisioner KPAI, Retno Listyarti mendapatkan laporan melalui aplikasi WhasApp, bahwa di belakang gedung DPR RI, Palmerah dan Slipi kondisi aksi rusuh, didiuga kuat bahwa ada demonstran pelajar juga yang terlibat dalam aksi saling serang dengan aparat.

Aparat kepolisian berusaha membubarkan massa aksi karena sudah pukul 18.00 wib, sudah melampaui waktu aksi. Diinformasikan juga oleh dua pengadu bahwa banyak korban anak dan belum ada ambulance maupun tenaga medis di sekitar lokasi rusuh tersebut.

“Saat menerima pengaduan masyarakat tersebut, posisi saya masih di kantor KPAI, Saya mencoba menelepon 112 dan 119, meskipun sulit karena seperti sibuk namun akhirnya terhubung juga dan mendapat penjelasan bahwa ambulance Pemprov DKI Jakarta sudah berada di sekitar lokasi aksi,”ujar Retno.

Retno menambahkan ia memutuskan ke Pejompongan lokasi dimana para demonstran yang terpukul mundur berada di sekitar Pejumpongan dan Benhil.

"Saya juga akan ke Rumah sakit AL Mintoharjo tempat korban paling banyak dibawa oleh ambulance karena posisi terdekat kosentrasi massa aksi,” ujar Retno.

Sebelumnya sejak Senin pagi (30/9) Komisioner KPAI sudah mendapatkan sejumlah laporan dari masyarakat melalui aplikasi whatsApp bahwa ada undangan aksi demo melalui media social yang melibatkan pelajar, bahkan juga beredar 119 sekolah yang siswanya diduga kuat ada yang akan ikut aksi demo.

Atas info tersebut, KPAI melakukan pengawasan langsung ke beberapa stasiun di Jakarta yang menjadi titik turun para pelajar tersebut.

Pemantau KPAI di Pejompongan, Bendungan Hilir dan Sekitarnya

Dengan menggunakan mobil plat merah, KPAI menyusuri jalan menunju Pejompongan, setibanya di lampu merah dekat TPU Karet, saya menyaksikan massa pelajar menaiki kendaraan bak terbuka yang lewat.

Ada sekitar dua kendaraan bak terbuka ukuran kecil disesaki oleh massa aksi yang ingin pulang ke rumah. “Dari pengamatan saya, mayoritas adalah pelajar, karena beberapa anak mengenakan celana panjang putih dan abu-abu namun menggunakan jaket,” ulas Retno.

Begitu mobil melewat TPU Karet, maka sepanjang kiri kanan jalan tampak massa aksi berjalan kaki dan ada yang berkumpul secara terpisah. KPAI juga menyaksikan deretan kendaraan roda dua milik massa aksi di parkir di beberapa lokasi di sepanjang jalan. Saat akan berbelok ke arah Bendungan Hilir, mobil mulai sulit lewat karena jalan raya di penuhi oleh massa aksi.

“Dari pengamatan langsung, saya melihat peserta aksi di dominasi oleh mahasiswa, hal tersebut terlihat dari jaket-jaket almamater yang mereka kenakan. Beragam warna jaket. Mobil harus jalan perlahan karena kiri kanan jalan digunakan berjalan kaki dan memarkir motor para peserta aksi.

"Selain itu, Kami juga harus mendahulukan ambulance yang mulai hilir mudik disertai bunyi sirene, ambulance tersebut menuju RS AL Mintoharjo,” cerita Retno

Retno menambahkan di trotoar jalan nampak sekelompok kecil massa membantu rekan-rekannya yang terluka sambil menunggu ambulance. Beberapa bahkan nekat membonceng korban ke RS dengan menggunakan kendaraan roda dua agar rekannya segera mendapat pertolongan.

Massa saat itu tampak terkendali, bahkan beberapa mahasiswa membantu mengatur jalan agar lalu lintas dapat dilalui kendaraan umum maupun ambulance.

Saat tiba di daerah Bendungan Hilir, searah jalan yang menuju RS Mintoharjo, KPAI bertemu dengan sekitar 50 anak pelajar yang kelihatan kebingungan. Ketika kami bertanya mereka mau kemana, anak-anak tersebut menjawab ingin ke stasiun kereta api terdekat, karena mereka ingin pulang ke rumahnya di Bogor dan Sukabumi (Jawa Barat).

KEYWORD :

Pelajar Demo Perlindugan Anak Pengawasan KPAI




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :