Jum'at, 26/04/2024 15:21 WIB

AS Tak Berencana Menggalakkan Perdamaian di Timur Tengah

Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump tidak bersedia membantu pembangunan perdamaian dan keamanan di seluruh Timur Tengah.

Seorang anak lelaki Palestina duduk di kursi dengan bendera kebangsaannya menyaksikan pihak berwenang Israel menghancurkan bangunan sekolah di desa Yatta, selatan kota Hebron, Tepi Barat. (Foto/ AFP). (Foto/ AFP)

Berlin, Jurnas.com - Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, mengatakan, pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump tidak bersedia membantu pembangunan perdamaian dan keamanan di seluruh Timur Tengah.

Abbas menyatakan, para pejabat AS sudah menghilangkan masalah mendasar al-Quds yang diduduki, pengungsi Palestina, pembentukan negara Palestina yang merdeka dalam perbatasan 1967 dan perluasan penyelesaian rezim Israel.

Ia menekankan, negosiasi untuk menyelesaikan konflik Palestina-Israel harus ditempatkan di bawah sponsor internasional total, menyerukan semua negara Eropa untuk mengakui Negara kemerdekaan Palestina.

"Pengakuan itu akan meningkatkan harapan, membantu promosi keadilan, mendukung hak bangsa Palestina untuk menentukan nasib sendiri dan mengakhiri pendudukan Israel," kata Abbas saat melakukan konferensi bersama dengan Kanselir Jerman, Angela Merkel di Berlin Kamis (29/8).

"Tindakan seperti itu tidak bertentangan dengan negosiasi antara Palestina dan rezim Tel Aviv," tegas Abbas.

Abbas juga menyoroti mandeknya solusi dua negara ulah Israel yang melakukan pembangunan pemukiman yang sedang berlangsung di wilayah Palestina yang diduduki dan upaya mengubah karakter serta status al-Quds Timur.

Tak sampai di situ, Tel Aviv mengingkari semua perjanjian yang ditandatangani dan menahan pendapatan pajak Palestina, yang telah memiliki dampak besar pada kehidupan warga Palestina.

Di tempat yang sama, Merkel mengatakan, solusi dua negara diperlukan untuk menyelesaikan konflik Israel-Palestina yang sedang berlangsung.

"Kami sepakat dengan Presiden Abbas bahwa kami ingin mengerjakan solusi dua negara walaupun sangat sulit dan memiliki komplikasi besar. Dalam fase saat ini di mana kita melihat lebih banyak bicara, kami percaya bahwa penting untuk menjaga kemitraan keamanan antara wilayah Israel dan Palestina," katanya.

"Saya telah menyatakan pikiran saya secara kritis kepada perdana menteri Israel [Benjamin Netanyahu] berkali-kali bahwa ... kegiatan permukiman ini kontraproduktif," tambahnya.

Pada Februari, Amerika Serikat (AS) mengakhiri semua bantuan keuangan untuk Palestina di Tepi Barat yang diduduki dan Jalur Gaza yang terkepung.

Tahun lalu, Washington memotong ratusan juta dolar bantuan untuk Palestina, yang termasuk pendanaan proyek-proyek kemanusiaan seperti kesehatan, pendidikan dan infrastruktur.

Putaran terakhir perundingan Israel-Palestina runtuh pada tahun 2014. Di antara poin-poin penting dalam negosiasi itu adalah ekspansi pemukiman Israel yang berlanjut di wilayah Palestina.

Washington juga mengakhiri semua dana AS untuk Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA). Lembaga itu sebelumnya merupakan donor terbesar untuk badan PBB, dengan nilai USD360 juta pada  2017.

KEYWORD :

Palestina Mahmoud Abbas Amerika Serikat Timur Tengah Angela Merkel




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :