Sabtu, 20/04/2024 16:39 WIB

Tuntutan Masuk Sekolah Favorit Picu Trauma bagi Anak

Anak berpeluang merasakan trauma, yang berujung depresi ketika anak beranjak dewasa.

Anak depresi (Foto: Hello Sehat)

Jakarta, Jurnas.com - Pada dasarnya, orang tua kerap menginginkan pendidikan yang terbaik buat anaknya. Sehingga, tak jarang sang anak diharuskan belajar ekstra demi memperoleh nilai tinggi, agar masuk ke sekolah favorit.

Namun harus diperhatikan, tidak selamanya tuntutan masuk sekolah favorit baik bagi anak. Jika orang tua tidak peka, maka anak berpeluang merasakan trauma, yang berujung depresi ketika anak beranjak dewasa.

"Ketika anak merasakan trauma dari kecil akibat terlalu banyak tuntutan ekspektasi orang tua, maka bisa saja anak akan mengalami depresi berat ketika beranjak dewasa," kata konsultan psikiatris Dr. Margarita Maramis di Jakarta dalam simposium regional Lundbeck, pada Sabtu (22/6).

"Kasus depresi remaja bisa 4-5 persen, dan biasanya karena putus cinta, dibully (dirundung), atau urusan sekolah," lanjut dia.

Adapun jika sudah terlanjur mengalami trauma, lanjut Dr. Margarita, orang tua seharusnya segera membawa anak ke psikiater.

Pasalnya ketika mengidap depresi, anak akan cenderung menarik diri, diam, juga tidak bisa seproduktif anak-anak seusianya.

"Misalnya anak merasa nggak nyaman dari SMP, tapi orang tua tidak memahami itu. Sudah kacau baru dibawa ke psikiater. Jadi lebih baik sedini mungkin diobati agar tidak parah," terang dia.

Menurut Badan Kesehatan PBB (World Health Organization atau WHO) diperkirakan 300 juta orang mengidap depresi. Kabar buruknya, setiap 40 detik terjadi satu kasus bunuh diri akibat depresi.

KEYWORD :

Depresi Sekolah Favorit




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :