Drum minyak (Foto: Irna)
Sydney, Jurnas.com - Harga minyak mentah dunia relatif menurun pada Rabu (15/5) berkat kenaikan mengejutkan stok minyak Amerika Serikat (AS). Namun pasar masih dibayangi meningkatnya ketegangan di Timur Tengah.
Dilansir dari Reuters, minyak mentah berjangka Brent berada di harga US$70,90 per barel pada 01.00 GMT, turun 41 sen atau 0,7 persen dari penutupan terakhir mereka. Brent ditutup naik 1,4 persen pada Selasa (14/5) kemarin.
Sedangkan minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS berada di harga US$61,39 per barel, turun 24 sen atau 0,3 persen dari penyelesaian sebelumnya. WTI ditutup naik 1,2 persen di sesi sebelumnya.
Stok minyak mentah AS secara tak terduga naik minggu lalu, sementara bensin dan persediaan sulingan meningkat, menurut data kelompok industri American Petroleum Institute pada Selasa.
Harga minyak mendapat dukungan setelah Arab Saudi pada hari Selasa mengatakan drone bersenjata menghantam dua stasiun pompa minyaknya, dua hari setelah sabotase tanker minyak di dekat Uni Emirat Arab, sementara militer AS mengatakan siap untuk "kemungkinan ancaman yang akan segera terjadi pada AS di Irak, dari pasukan yang didukung Iran."
Serangan itu terjadi dengan latar belakang ketegangan AS-Iran, menyusul keputusan Washington bulan ini untuk mencoba mengurangi ekspor minyak Iran menjadi nol, dan meningkatkan kehadiran militernya di Teluk dalam menanggapi apa yang dikatakannya sebagai ancaman Iran.
Sementara itu, Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) pada Selasa mengatakan bahwa permintaan dunia akan minyaknya akan lebih tinggi dari yang diharapkan tahun ini, karena pertumbuhan pasokan dari saingan termasuk produsen serpih AS melambat, menunjuk ke pasar yang lebih ketat jika kelompok eksportir menahan diri meningkatkan produksi.
Harga Minyak Brent Berjangka West Texas Intermediate
