Dr. Rinilda Caesar (Foto: Muti/Jurnas.com)
Jakarta, Jurnas.com – Hingga hari ini, tiada satu pun dokter di dunia yang mampu menjelaskan penyebab kanker payudara. Kendati demikian, berbagai faktor risikonya bisa diketahui, salah satunya stres berat.
dr. Rinilda Caesar dari Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta menerangkan, aktivitas berlebihan yang sudah mencapai level stres secara terus menerus, merupakan pintu masuk bagi kanker.
Pasalnya, stres dapat memengaruhi pertumbuhan sel-sel dalam tubuh, yang pada akhirnya mengakibatkan sel tumbuh tidak stabil.
Project ECHO Bantu Nakes Tangani Kanker Payudara
“Stres itu berarti ada pertumbuhan sel-sel di tubuh kita yang terganggu. Karena setiap hari sel-sel di tubuh kita ini tumbuh,” kata dr. Rinilda kepada Jurnas.com, dalam kegiatan Sosialisasi Deteksi Dini Kanker Payudara bersama Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI) pada Kamis (11/4), di Jakarta Selatan.
“Kalau stres cukup sering, memengaruhi pertumbuhan sel-sel yang sedang tumbuh, sehingga membuat sel tumbuh tidak stabil. Yang pertama, membentuk atau menimbulkan tumor, lalu berubah menjadi kanker jika stresnya lebih tinggi lagi,” imbuh dia.
Tak hanya stres, berbagai faktor risiko lainnya juga berpeluang memicu kanker payudara, antara lain haid pertama kurang dari 12 tahun, perempuan tidak menikah, dan perempuan tidak memiliki anak.
Juga melahirkan anak pertama di atas 30 tahun, tidak menyusui, serta mendapatkan terapi hormonal dalam waktu yang cukup lama.
Karena itu, lanjut Rinilda, perempuan diimbau melakukan deteksi dini dengan cara periksa payudara sendiri (Sadari), minimal satu bulan sekali. Dia menyebut, jika kanker payudara diketahui sejak dini, maka peluang untuk sembuh juga tinggi.
“Kanker payudara saat ini merupakan penyakit pembunuh nomor satu di Indonesia. Karena itu deteksi dini penting untuk menekan jumlah kanker payudara stadium lanjut,” tandas dia.
KEYWORD :Kanker Payudara Stres Berat Info Kesehatan
