Jum'at, 26/04/2024 02:47 WIB

Kerja Cerdas Kementan Stabilkan Harga Cabai

Jika di pasar lelang harga menang Rp20.000, maka sudah dipastikan harga cabai di Kramat Jat tidak akan lebih dari Rp20.000 hingga Rp23.000  karena ongkos angkut dari Sleman Rp2.000.

Direktur Jenderal Hortikultura, Suwandi usai membuka dan memberikan arahan Pertemuan Koordinasi Akselerasi Ekspor, Bandung, Kamis (29/11).

Bandung - Pemerintah saat ini punya cara ampuh mengendalikan harga cabai, yaitu dengan  mengembangkan pasar lelang di sentra-sentra produksi di Indonesia. Terbukti sejak dikembangkan, harga cabai tahun ini nyaris tidak ada gejolak.

"Petani cabai kita selama ini kan langsung menjual hasil panennya ke tengkulak, dan kadang-kadang tidak dibayar tunai bahkan harus menunggu satu hingga dua minggu. Padahal mereka ingin tunai," ungkap Suwandi.

Untuk mengatasi masalah tersebut, Kementerian Pertanian (Kementan) menginisiasi membentuk pasar lelang di tingkat petani. Alasannya sederhana, Pemerintah ingin menguntungkan dan memanjakan petani. Di samping itu memotong rantai pasok dan menekan gejolak harga.

Saat ini pasar lelang yang sudah berjalan, Suwandi mencontohkan di Sleman. Ada 17 kecematan yang dikumpulkan di suatu tempat. Di situ ada tujuh hingga 10 pelelang. Penawaran tertinggi  langsung mengangkut cabai, dibayar tunai dan langsung diantar ke kabupaten dan provinsi tujuan.

"Jadi manfaatnya petani menikmati harga sama di satu kecematan dengan harga yang tertinggi, di bayar tunai dan memotong rantai pasok," ujar Wandi sapaan Suwandi dalam acara "Empat Tahun  Evaluasi Kinerja Pembangunan Hortikultura" di Bandung, Jawa Barat pada Kamis malam (29/10).

Lebih lanjut Suwandi menjelaskan, jika di pasar lelang harga menang Rp20.000, maka sudah dipastikan harga cabai di Kramat Jat tidak akan lebih dari Rp20.000 hingga Rp23.000  karena ongkos angkut dari Sleman Rp2.000.

"Sedangkan ongkos kirim dari Jawa Barat ke Kramat Jati Rp1.000, dan Jawa Timur ke Kramatjati jadi itu Rp2.500 hingga Rp3.000. Jadi marginya (keuntungan,Red) dikit," ujar Suwandi.

"Jadi pasar lelang pun ditingkat petani akan menstabilkan harga ditingkat eceran. Ini yang akan kita kembangkan terus ke depannya," pungkas Suwandi.

Sekedar diketahui, sejak 2016, Indonesia tidak lagi membuka impor cabai seger.  Dari Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukan produksi cabai 2017 sebesar 2,36 juta ton atau naik 7,53 persen  per tahun sejak 2013.

KEYWORD :

Kinerja Kementan Hortikultura Keran Impor Pasar Lelang




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :