Spesialis Gizi Klinik Diana F Suganda (Foto: Ecka Pramita)
Jakarta - Hampir 30 persen masyarakat Indonesia masih mengonsumsi gula melebihi batas yang direkomendasikan oleh WHO.
Untuk menghindari berbagai masalah kesehatan, World Health Organization (WHO) menganjurkan bahwa asupan gula dari semua sumber makanan dan minuman yang kita konsumsi tidak melebihi 50 gram per hari untuk dewasa (empat sendok makan) dan 30 gram per hari untuk anak (enam sendok teh), yang artinya kurang dari 10 persen dari total asupan energi.
Sayangnya, data Survey Konsumsi Makanan Individu (SKMI) Indonesia tahun 2014 menyatakan bahwa sebanyak 29 persen masyarakat Indonesia mengonsumsi gula harian melebihi batas rekomendasi tersebut.
Hasil studi tersebut dibenarkan oleh Spesialis Gizi Klinik dr. Diana F. Suganda. Menurutnya, gula memang sangat sulit untuk dihindari, bahkan ketika seseorang mulai menerapkan pola gaya hidup sehat.
Beberapa jenis makanan dan minuman yang dianggap sehat pun ternyata tidak luput dari kandungan gula tersembunyi.
"Contohnya buah-buahan (baik buah asli maupun hasil olahannya), sereal, biskuit atau roti gandum, granola, minuman oat, puding, jeli, dan agar-agar atau jenis minuman seperti minuman isotonik, minuman diet, susu kacang, susu beras, susu almond, dan banyak lainnya," paparnya.
Jika Anda berlebihan mengonsumsi gula maka akan berefek dalam jangka panjang dan sifatnya kronik. "Diantaranya ialah penyakit degeneratif seperti obesitas, diabetes, hipertensi dan penyakit kronik lainnya," jelas doktrr di RSPI ini.
Meski demikian gula juga dibutuhkan oleh tubuh sebagai sumber energi di otak dan asupan sel darah merah. "Perlu dipahami konsumsi gula jika tidak berlebihan sesuai dengan takaran dibutuhkan oleh tubuh," imbau dr Diana.
Lalu bagaimana kita tahu ada gula ya g bersembunyi dalam makanan? Jika Anda membeli produk makanan cek nutrition yang ada dalam kemasan label. Sebab dalam asupan makanan sehari-hari saja sudah banyak terdapat kandungan gulanya.
KEYWORD :Gula Penyakit Konsumsi
