Rabu, 24/04/2024 00:12 WIB

Kemenpora Serukan Perdamaian Dunia Lewat ICABY

Peserta kegiatan ICABY sendiri terdiri dari pemuda-pemuda Buddha yang berasal dari ASEAN dan 15 negara non ASEAN.

Suasana pembukaan International Conference on ASEAN Buddhist Youth (ICABY) di Auditorium UGM Yogyakarta, Minggu (27/5) sore.

Yogyakarta - Dalam rangka memperingati Hari Raya Waisak 2562, Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) Republik  Indonesia menyelenggarakan kegiatan International Conference on ASEAN Buddhist Youth (ICABY) yang dilaksanakan pada 27 sampai 30 Mei 2018 di Yogyakarta dan Magelang, Jawa tengah. Kegiatan yang bekerjasama dengan Kementerian Agama Republik Indonesia dan Walubi (Perwakilan Umat Buddha Indonesia)  ini diadakan sebagai upaya menjaga perdamaian dan toleransi di Indonesia, sekaligus mengajak pemuda Indonesia melakukan perubahan untuk terciptanya perdamaian di dunia.

“Konferensi ini sekiranya mampu menstimulan pemuda untuk turut andil dalam mengokohkan fondasi toleransi dan perdamaian dunia. Selain itu, secara tidak langsung juga dapat membantu merubah stigma negatif paska kejadian terorisme beberapa pekan terakhir, bahwa Indonesia terkendali dan mereka dapat beribadah serta menimba ilmu dengan aman,” ujar Deputi Bidang Pemberdayaan Pemuda, Faisal Abdullah.

Faisal mengatakan, Kemenpora sebagai penyelenggara konferensi internasional bertema Fostering World Peace among Religious Community  ini, sengaja memilih tempat di kota Yogyakarta. Sebab, Yogyakarta dikenal mempunyai beragam potensi budaya, keragaman agama, kota toleran dan penuh dengan keramahan. Jogja juga disebut kota pelajar, karena kualitas pendidikan, ratusan perguruan tinggi dan universitas yang megah dan berkualitas.

Deputi mengungkapkan, Indonesia juga merupakan negara paling heterogen di dunia. Sebuah negara kepulauan dengan 17,000 pulau-pulau yang terbentang di sepanjang garis khatulistiwa, dihuni sekitar 1.340 etnis, 6 agama, dan ada lebih dari 2.500 bahasa yang digunakan. Karena itu, Indonesia terus membangun dialog antar peradaban, dialog antar agama, dialog antar media, dialog antar generasi muda. Dengan demikian diharapkan satu sama lain makin mengenal, semakin dekat, dan akhirnya bersatu untuk memelihara perdamaian dunia.

“Saya mengajak delegasi pemuda yang hadir dalam acara ini dari belahan berbagai Negara untuk terus mendorong dan melakukan perubahan untuk terciptanya perdamaian di kawasan ASEAN dan dunia. Perdamaian tidak akan bisa dicapai secara instan. Untuk mencapainya perlu perkembangan dan proses berkelanjutan. Toleransi antar umat beragama di kalangan anak muda ASEAN perlu kita terus tingkatkan dengan saling menghargai perbedaan,” kata Faisal saat membuka ICABY di Auditorium UGM Yogyakarta, Minggu (27/5), mewakili Menpora Imam Nahrawi.

Rektor Universitas Gadjah Mada, Panut Mulyono dan perwakilan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta turut memberikan sambutan pembukaan konferensi internasional ini.

Dalam upaya menjaga perdamaian dan toleransi tersebut tidak hanya dilakukan Kemenpora melalui agenda formal konferensi seperti diskusi, seminar, Focus Group Discussion(FGD), dan public lecture saja. Peserta juga akan dilibatkan dalam ibadah Hari Raya Waisak yang diselenggarakan Walubi di Candi Borobudur.  Seperti diketahui, perayaan Hari Raya Waisak yang diselenggarakan di Candi Borobudur sudah menjadi agenda tahunan sejak tahun 1953.

“Hal ini akan memberikan pengalaman dan membuka wawasan baru bagi peserta mancanegara untuk merasakan ibadah di negara yang mayoritas memeluk agama Islam,” kata  Asisten Deputi Peningkatan IPTEK dan IMTAK Pemuda, Hamka Hendra Noer.

Peserta kegiatan ICABY sendiri terdiri dari pemuda-pemuda Buddha yang berasal dari ASEAN dan 15 negara non ASEAN seperti Jepang, Afghanistan, India, Tajikistan, Azerbaijan, Madagaskar, Korea Selatan, Kazakhstan, Pakistan, Turki, Ukraina, Algeria, Bangladesh, Polandia, Slovakia. Selain perwakilan dari ASEAN dan 15 negara non ASEAN, peserta juga dihadiri oleh perwakilan pemuda-pemuda Buddha terbaik dari 34 provinsi yang telah dipandu dan diarahkan oleh Dinas Pemuda dan Olahraga provinsi di seluruh Indonesia, serta dibantu Hikmahbudhi (Himpunan Mahasiswa Buddhis Indonesia) dan Gema Budhi (Generasi Muda Budha Indonesia).

“Peserta terpilih merupakan hasil seleksi ketat kami dan pihak panitia selama kurang lebih 2 (dua) bulan. Hal ini dikarenakan, peserta wajib melampirkan proyek sosial dan esai mengenai perdamaian dan toleransi dengan harapan mereka mampu mengimplementasikan proyek sosial yang mereka ajukan tersebut baik melalui youth centre atau di lingkungan tempat tinggalnya,” jelas Hamka.

KEYWORD :

konferensi pemuda budha perdamaian dunia




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :