Uji klinis sedang dilakukan Grup Biotec Nasional China Sinopharm dengan pemerintah Abu Dhabi dan perusahaan intelijen buatan G42 Healthcare
Sinopharm sedang menguji vaksin potensial di Uni Emirat Arab dalam uji coba Tahap III yang diperkirakan akan merekrut 15.000 orang, karena saat ini China memiliki sedikit kasus baru untuk dijadikan lokasi uji coba.
Dua kandidat vaksin yang dikembangkan China National Biotec Group (CNBG) anak perusahaan Sinopharm dan yang ketiga dikembangkan oleh Sinovac Biotech telah digunakan untuk program darurat.
Vaksin Sinopharm memiliki kemanjuran 86% melawan COVID-19, menurut pejabat Mesir dan UEA, setelah Kairo menyelesaikan uji klinis.
Sebanyak 60.000 di seluruh dunia telah menggunakan vaksin Sinopharm, termasuk sukarelawan di Argentina, Rusia dan Arab Saudi.
Negara itu sebelumnya mengizinkan Sinopharm untuk melakukan uji coba vaksin tahap ketiga di negara itu, yang melibatkan 7.700 sukarelawan.
Mesir menandatangani kontrak untuk mendapatkan vaksin yang dikembangkan oleh China National Pharmaceutical Group (Sinopharm) pada 4 Desember
Sumber pemerintah mengkonfirmasi kepada AFP bahwa Maroko telah memilih vaksin China Sinopharm dan British AstraZeneca, yang keduanya membutuhkan dua suntikan.
Otoritas kesehatan di Irak dan Mesir mengumumkan pembelian jutaan dosis vaksin virus corona, dari AstraZeneca, Pfizer-BioNTech dan China Sinopharm.
Saat pengumuman persetujuan penggunaan vaksin tersebut untuk masyarakat umum, belum ada data kemanjuran rinci dari vaksin yang dikembangkan perusahaan yang berkantor pusat di Beijing.