Selama putaran sanksi sebelumnya, India adalah salah satu dari beberapa negara yang terus membeli minyak Iran.
Beberapa hari sebelumnya, Trump mengancam akan menjatuhkan sanksi pada mitra bisnis Iran jika tidak memotong impor minyak Iran ke "nol" pada 4 November.
Dua minggu lalu, harga minyak melonjak. Itu setelah AS mengatakan akan menaikkan ekspor minyak Iran hingga ke "nol" setelah Gedung Putih kembali memberpakukan sanksi pada awal November.
Gedung Putih mundur dari ancaman sebelumnya untuk sepenuhnya menerapkan sanksi ekspor minyak Iran telah mengurangi kekhawatiran pelanggang minyak mentan Negeri Para Mullah.
Banyak negara serta perusahaan swasta bergantung pada minyak Iran yang memasok bahan bakar mereka.
Mayor Jenderal Mohammad Ali Jafari mengabaikan ancaman pemerintah AS untuk memotong ekspor minyak Iran hingga ke nol pada November.
Pekan lalu, para pejabat China menolak permintaan AS untuk memotong impor minyak Iran. Meski begitu, mereka menekankan bahwa impor China mungkin tidak akan naik lebih jauh dari level saat ini.
Tiongkok dan India komitmen akan mengimpor minyak Iran terlepas dari keluarnya Amerika Serikat (AS) dari perjanjian nuklir Iran dan tekanan Gedung Putih ke negara-negara lain untuk mengikuti sanksi Washington ke Iran.
China pengimpor besar minyak Iran karena itu tidak masuk akal jika Beijing setuju untuk menyetujui sanksi sepihak Gedung Putih terhadap Iran.
Pengiriman minyak Iran ke Eropa turun 35 persen sejak awal tahun, menjadi 415.000 bpd, sementara ekspor Saudi ke Uni Eropa meningkat dua kali lipat